Dijelaskan sebagian ulama, jin adalah jisim lembut yang mempunyai alam sendiri, berbeda dengan alam manusia dan malaikat. Disebut jin karena tidak terlihat oleh mata manusia, sebagaimana pendapat Ibnu Aqil di kitab ‘Alamul-Jin was-Syayathin. Menjadi keistimewaan jin tidak bisa dilihat oleh indera manusia kecuali orang-orang tertentu, sebagaimana dalam surah al-A’raf ayat 27:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Dalam Tafsir Qurthubi, Imam Nuhas menjelaskan ayat “مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ”, menunjukan jin tidak bisa terlihat kecuali pada posisi nabi untuk isyarat kenabiannya, karena Allah menciptakan jin tidak bisa terlihat kecuali menjelma menjadi berbagai rupa.
Di kitab al-Insan bainas-Sihri wal-‘Ain wal-Jan, Imam az-Zuhri menjelaskan ayat tersebuat sebagai tanda jin tidak terlihat, tetapi bukan berarti tidak wujud. Mereka ada tapi karena jisim mereka sangat lembut. Dijelaskan dalam hadis Nabi, keledai memiliki kemampuan untuk melihat setan:
إذَا سَمِعْتُم صِياحَ الدِّيكةِ فسَلُوا الله تعالى من فَضْلِه؛ فإنَّها رأت مَلَكًا، وإذا سمعتُم نهيقَ الحِمارِ فتعَوَّذوا بالله من الشَّيطانِ؛ فإنَّها رأت شيطانًا
“Ketika kalian mendengar ayam berkokok maka memohonlah pada Allah untuk fadhalnya. Jika kalian mendengar suara himar maka berlindunglah dari setan karena himar itu melihat setan”
Untuk jelmaan jin, manusia bisa melihatnya. Jelmaan jin pun beragam, bisa menjelma kalajangking, unta, dll. Di kitab Lu’lu’ul-Marjan, Imam Abu Ya’la berkomentar, jin mampu merubah dirinya menjelma makhluk lain, sebab jin diajari Allah menyerupai dirinya dengan makhluk lain, selain Nabi Muhammad. Penuturan ini sesuai hadis Abu Hurairah:
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي
“Barang siapa yang melihatku dalam tidur, maka ia (seakan-akan) melihatku ketika terjaga, (karena) setan tidak bisa menyerupaiku”
Contoh jin menyerupai makhluk lain:
Menjelma Jadi Seorang Tua di Najd
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika para petinggi Quraisy berkumpul mengadakan rapat khusus untuk mengeksekusi pembunuhan Nabi Muhammad di Dar an-Annadwah. Ketika hendak menjalankan tugasnya dan beraksi pada pagi hari, ternyata di depan pintu ada iblis yang menyerupai orang tua bijak. Dia berdiri dan membantah rencana petinggi Quraisy tersebut. Salah satu Quraisy berkata, siapa lelaki tua itu? Dari mereka pun menjawab: dia adalah orang yang datang dari Najd, yang datang setelah kabar rancana pembunuhan Nabi Muhammad, tepat saat musyawarah berlangsung.
Jin Menjelma Menjadi Ular
Dari Abi Said al-Khudri berkata, ada pemuda yang berkelana bersama Rasulullah menuju Khandaq. Ketika di pertengahan siang hari, si pemuda minta izin ke Rasulullah untuk pulang menjenguk keluarganya. Tanpa berpikir panjang Rasulullah mengizini dan berkata “Ambillah senjatamu karena aku khawatir padamu.” Pemuda tersebut mengambil senjata tersebut kemudian menuju rumahnya, ternyata si istri berdiri di depan pintu. Si istri berkata “Bawalah tombakmu itu dan masuklah kerumah hingga engkau melihat apa yang keluar.” Ketika masuk kerumah, pemuda itu melihat ular raksasa di atas alasnya, langsung ia menombaknya, ular itu juga menyerang hingga ia terbirit-birit keluar.”
Abi Said berkata, setelah kejadian itu, aku tidak mengetahui mana yang lebih dulu mati antara pemuda atau ular tersebut. Abi said pu bertanya pada Rasulullah tentang hal itu “Bahwa di Madinah ada jin yang telah masuk Islam, jika ia menampakan padamu maka biarkan selama tiga hari, jika kembali lagi maka bunuhlah karena itu adalah setan,” jawab Rasulullah. (Lihat Mukhtarus Sahih, )
Jin Menyerupai Budak Hitam
Diriwayatkan dari Abu Nuaim dari Ahnaf bin Qois dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Ammar bin Yasir telah memerangi jin dan manusia pada masa Rasulullah. Abu Nuaim berkata, “manusia ini telah terbunuh, terus bagaimana nasib jin?” Sayidina Ali berkata, “Aku berjalan bersama Rasulullah dan Nabi berujar kepada Ammar ‘Carilah air untuk kita’”. Maka Ammar bergegas mencari air.
Di suatu tempat, tampak setan menyerupai budak hitam yang menghalang-halangi Ammar untuk mengambil air. Ammar pun memukulnya dan berkata “Menyingkirlah dan biarkan aku mengambil air.” Dikatakan sebanyak tiga kali tapi tetap saja menghalangi-halangi, Ammar pun menghiraukannya, dan memilih mengambil air tadi. Rasulullah bersabda, “Setan telah menghalang-halangi Ammar bin Yasir dalam wujud budak hitam, namun Allah telah memenangkanAmmardarinya. Ali berkata, “Aku bertemu dengan Ammar, kuperintahkan buka tanganmu ya Abal Yaqdhon bahwa Rasul berkata demikian. Ammar menjawab: Demi Allah jika aku tahu dia setan, akan kubunuh.”
Alhasil, pada dasarnya jin tidak bisa dilihat wujud aslinya. Namun, ia bisa berubah bentuk menjadi makhluk yang kasatmata.
Abil Mohammad | Annajahsidogiri.id