Dalam kitab Risalah Ahl as-Sunnah wal jamaah, KH. Hasyim Asyari menerangkan bahwa sekitar seratus abad lebih merebak segala aliran yang ada di nusantara, termasuk diantaranya adalah Aliran kebatinan. Aliran yang mempunyai konsep dasar orang yang telah mencapai maqam mahabbah (cinta kepada Allah) dan mendapat kesucian hati, tidak perlu mengamalkan syari’at, tetapi cukup dengan hakikat.
Sehingga ia tidak wajib melakukan ibadah-ibadah zhahir, tetapi cukup merenung (tafakkur) dan memperbaiki akhlaq hati. Kaum kebatinan biasanya menyebarkan aliran ini dengan beberapa modus yang sering mereka lontarkan diantaranya Penyebaran isu bahwa dirinya seorang wali Allah yang telah mencapai ma’rifat, memiliki karomah seperti halnya para wali Allah, menampakkan bahwa dirinya mengetahui perkara ghaib, dan meremehkan para Kiai dan Ulama yang konsisten dengan ajaran syari’at.
Baca Juga: Dosa: Bekal Menuju Surga
Maka jangan pernah percaya terhadap orang yang mengaku bahwa dirinya sudah makrifat namun menyalahi syara’, sebab dalam agama Islam yang menjadi ukuran seseorang adalah ajaran syara’ (melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya) bukan ia bisa terbang di udara atau berjalan diatas air namun ia menyalahi syara’ dengan melakukan larangan dan meninggalkan kewajiban tanpa ada uzur, maka ulama mengatakan dia sebenarnya adalah syetan yang dibuat oleh Allah SWT sebagai fitnah bagi orang-orang awam.
Diceritakan ada Seseorang laki-laki berkata kepada al-Junaid al-Baghdadi, “Orang yang ma’rifat kepada Allah akan mencapai maqam tidak bergerak (tidak melaksanakan kewajiban) untuk mendekatkan diri kepada Allah.” Al-Junaid menjawab: “Mencuri dan berzina masih lebih baik dari pada berkata seperti ini. Imam al-Zabidi dalam Syarh Ihya’ mengatakan Kebatinan itu adalah kekufuran, kezindiqan dan kesesatan.”
Baca Juga: Nabi Ibrahim Tidak Mencari Tuhan
Selain itu, kita jangan terlalu percaya terhadap pengakuan kewali-an seseorang, sebab mencapai maqom Auliya Illah (wali-wali Allah) adalah bukan hal yang sembarangan, derajat wali diberikan pada hamba-hamba pilihan Allah SWT. Al-Imam al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashfihani berkata dalam Hilyah al-Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya’: “Sesungguhnya para wali Allah itu memiliki sifat-sifat yang jelas dan tanda-tanda yang terang.
Walhasil, Aliran kebatinan merupakan aliran yang sama sekali tidak berdasar dari Agama Islam. KH. Ahmad Idris Marzuqi berkata: “Dalam Islam, syariat mesti didahulukan dan diutamakan. Sedangkan aliran kebatinan sama sekali tidak mengindahkan syariat, sehingga aliran ini jelas batil.
AnnajahSidogiri.id