komentar Imam Ahlusunnah
Tidak perlu kita memungkiri, bahwa al-Imam Abu al-Hasan al-Asyari merupakan tokoh Ahlusunah yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia Islam. Sehingga para ulama menganggap bahwa Al-Imam al-Asy’ari adalah peletak pertama ilmu akidah bersamaan dengan al-Imam Abu Mansûr al-Mâturîdi. Keduanya adalah orang yang menyusun ilmu akidah dengan rapi, terkonsep dan elegan. Kendati beliau sudah tersohor di kalangan pengikut dan pesaing, tidak banyak yang mengetahui nash (perkataan langsung) dan pemikiran orisinal al-Imam al-Asyari seputar akidah.
Al-Imam Muhammad bin al-Hasan bin Furak atau Ibnu Furak telah mengupas tuntas pokok-pokok akidah al-Imam al-Asyari dengan mengutip nash beliau. Ibnu Furak memberikan nama kitab ini Mujarrad Maqâlât as-Syaikh Abi al-Hasan al-Asyari Imâm Ahli as-Sunnah. Kitab yang secara khusus menerangkan tentang ushul akidah Ahlusunnah wal Jamaah yang dikutip dari kitab-kitab karya Imam al-Asyari dan juga statement langsung dari beliau.
Para ulama menyebutkan bahwa pengarang kitab ini, merupakan ulama yang sangat disegani dikalangan para Asyâ’irah. Beliau mendalami ilmu tauhid, memahami kajian-kajian rumitnya, sehingga mampu menyendirikan komentar serta pandangan al-Imam al-Asyari menjadi kitab yang tersusun apik.
Susunan kitab
Ada sekitar tiga puluh dua kitab Imam al-Asyari yang menjadi bahan rujukan. Diantaranya adalah kitab al-Luma’, al-Maqâlât, dan al-Ushûl al-Kabîr. Ibnu Furak menyajikan dalam kitab ini fashl yang jumlahnya enam puluh enam. Setiap fashlnya membahas ilmu kalam atau akidah yang pastinya butuh kemampuan ekstra untuk bisa memahami dan mengkajinya lebih dalam.
Ibnu furak memulai pembahasan dengan penjelasan definisi ilmu (pengetahuan), cara menalar, macam-macam nalar, serta tentang hakikat maknanya. Bagian kedua, diisi dengan penjelasan secara bulat mengenai dasar ilmu kalam. Ketiga, membahas isu perdebatan kelompok muktazilah secara khusus. pada bagian akhir, kita akan disuguhi tentang tata cara berdebat, etika, serta efek sampingnya.
Pada prolog kitab/buku, Ibnu Furak membikin sebuah klarifikasi paten; bahwa beliau tidak akan menyebut pendapat kelompok yang berbeda pandangan dengan al-Imam al-Asyari, agar kitab ini murni menuturkan penyampaian nash al-Imam al-Asyari.
Faktor pengarangan kitab
Alasan beliau mengarang kitab ini adalah pastinya untuk memperkuat landasan Ahlusunnah wal Jamaah. Sebab, pada zaman itu dan setelahnya terjadi pendistorsian statement yang dengan sengaja dinisbatkan kepada al-Imam al-Asy’ari. Sebagaimana beliau sebutkan di prolog kitab.
Di akhir kitab ibnu furak menuturkan “ Telah aku jelaskan di awal kitab bahwa aku menyebutkan apa yang aku temukan berupa nash dalam kitab al-Asyari yang sudah diketahui dan aku nisbatkan pada kitab itu. Hal ini apabila yang beliau maksud bukan suatu hal yang sudah tersohor. Dan jika tidak aku temukan nash, akan tetapi aku temukan pokok dan kaidah al-Asyari sesuai dengan permasalahan maka aku nisbatkan padanya dengan cara ini. Dan aku ungkapkan semua hal itu dengan ungkapan bahwa imam al-Asyari telah mengatakan hal ini dan ini”.
Hadziqil Fahimi | Annajahsidogiri.id