Gerakan Wahabi adalah aliran yang muncul di wilayah Najd sekitar dua setengah abad yang lalu di bawah pimpinan Muhammad bin Abdul Wahab. Sejak awal kemunculannya, gerakan ini dituding tidak merepresentasikan ajaran Islam yang murni, melainkan berfungsi untuk meruntuhkan persatuan umat, melemahkan kekuatan kaum Muslimin, dan mengacaukan stabilitas dunia Islam.
Dugaan Keterlibatan Inggris
Catatan kenangan mata-mata kolonial Inggris, Jefri Hempher, seorang intelejen Inggris di Timur Tengah, mengungkap bahwa ia menemukan dalam diri Muhammad bin Abdul Wahab sifat-sifat yang memudahkannya memengaruhi sang tokoh. Hempher mengklaim bahwa pemerintah Inggris mendukung Muhammad bin Abdul Wahab dengan dana, persenjataan, dan kekuasaan politik kecil di Najd untuk menjalankan agenda yang telah disiapkan.
Agenda tersebut meliputi:
1. Mengkafirkan seluruh kaum Muslimin yang tidak sepaham, serta menghalalkan darah, harta, dan kehormatan mereka.
2. Mengupayakan perobohan Ka’bah dengan dalih memberantas peninggalan berhala, melarang ibadah haji, dan memprovokasi perampokan jamaah haji.
3. Mencabut ketaatan kepada khalifah, memerangi syarif Hijaz, dan mengurangi pengaruh mereka.
Baca Juga: Menepis Tafsir Feminis
4. Meruntuhkan kubah, makam, dan situs suci di Makkah, Madinah, dan wilayah lain dengan alasan menghapus syirik.
5. Menyebarkan kekacauan dan teror di wilayah Islam.
6. Menyebarkan mushaf Al-Qur’an yang telah diubah.
Walaupun tidak semua poin dijalankan secara terbuka, sebagian besar dari strategi ini diyakini menjadi fondasi awal gerakan Wahhabi.
Landasan Pemikiran
Wahabisme berpegang pada prinsip takfir (pengkafiran) secara menyeluruh terhadap pihak yang berbeda pandangan. Hal ini melahirkan praktik ekstrem yang menghalalkan pertumpahan darah sesama Muslim dan perampasan harta mereka. Prinsip tersebut digunakan sebagai sarana untuk memperluas kekuasaan di Jazirah Arab, termasuk menguasai Makkah dan Madinah.
Baca Juga: Wahabisme dan Materialisme
Banyak pihak mengidentifikasi Wahabisme sebagai kelanjutan gerakan Khawarij dalam sejarah Islam. Nabi Muhammad ﷺ telah memperingatkan tentang kemunculan kelompok dari arah timur yang membaca Al-Qur’an namun tidak melewati tenggorokan mereka, dan keluar dari agama seperti anak panah melesat dari busurnya, dengan ciri khas mencukur kepala.
Gerakan Yang Sangat Berbahaya
Tujuan akhir dari gerakan ini, menurut para pengkritiknya, adalah meruntuhkan ajaran Islam, memecah belah umat, dan menciptakan kekacauan demi kepentingan politik asing, khususnya Inggris dan sekutunya. Oleh karena itu, memperingatkan umat Islam tentang bahaya Wahabisme dianggap sebagai kewajiban syar’i untuk melindungi agama Allah dan menjaga persatuan umat.
Sumber: Adillah wa watsaiqu fadhaih al-Wahabiyah hal 11-14
Fauzan Imran | Annajahsidogiri.id