Oksitosin merupakan senyawa kimia dalam tubuh terfavorit manusia. Oksitosin menimbulkan rasa cinta dan kepercayaan pada sesama manusia. kedua perasaan inilah yang kita dapatkan saat bersama dengan orang yang kita cintai. Yang mana Di balik rasa tersebut terdapat pancuran oksitosin yang membanjiri pembuluh darah dalam tubuh kita.[1] Ini adalah hukum kimia di balik adanya rasa cinta.
Dalam agama Islam, hukum perasaan cinta pada seseorang menyesuaikan terhadap siapa yang dicintai, apabila yang dicintai adalah idol k-pop atau aktor holiwood yang notabenenya non-Muslim maka berhukum haram. Lain halnya apabila sosok yang dicintai adalah seorang ahlul bait maka tentu sangat dianjurkan dan itu sebuah kewajiban.
Baca Juga; Syarah Al-Kharidah Al-Bahiyyah
Namun, tidak mudah sebenarnya bagi seorang muslim untuk dapat mencintai ahlul bait dengan sepenuh hati. Lebih-lebih jika pernah terjadi konflik yang menyebabkan adanya kesenjangan di antara keduanya. Entah konflik sosial pribadi atau faktor politik. Nah, ketika konflik pernah terjadi maka kemungkinan besar oksitosin yang sebelumnya membanjiri pembuluh darah ketika bertemu atau bahkan hanya mengingat ahlul bait lambat laut akan surut hingga tandas tak tersisa. Yang mana akan mengantarkannya pada kebencian. Lebih bahaya lagi kalau ternyata kebencian pada ahlul bait sudah mulai berinang di hatinya.
Apa konsekuensi yang akan diterima bagi pembenci ahlul bait?
Sebenarnya dasar keharusan mencintai serta menghormati ahlul bait bukanlah karena kelebihan individu mereka, tetapi lebih karena sebagai bentuk ketaatan serta cinta kepada nabi Muhammadﷺ. sebab banyak hadits nabi yang mengindikasikan syarat seorang mencintai-Nya adalah dengan mencintai ahlul baitnya. sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas berikut:
قال ابن عباس: قال رسول الله ﷺ: “أحبوا الله لما يغذوكم به من نعمه، وأحبوني لحب الله، وأحبوا أهل بيتي لحبي”.
Ibn Abbas berkata Rasulullah bersabda “Cintailah Allah karena nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada kalian. Cintailah aku karena cinta kalian kepada Allah. Dan cintailah Ahlul Bait-ku karena kecintaan kalian kepadaku.”[2]
Melihat hadits di atas, maka seseorang tidak dianggap mencintai nabi Muhammad ﷺ bila di sisi lain ia membenci ahlul baitnya. Dengan mencintai ahlul bait menunjukan ia mencintai nabi Muhammad ﷺ, begitupun sebaliknya. Dengan membenci ahlul bait, secara tidak langsung ia sama saja dengan menyakiti nabi Muhammad ﷺ. Yang mana menyakiti nabi Muhammad merupakan perbuatan laknat yang berhukum haram. Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surah al-Ahzab ayat: 57;
إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله فى الدنيا والآخرة وأعد لهم عذابا اليما
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasulnya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.”(QS. Al-Aḥzāb [33]:57)
Di samping itu, juga banyak hadits yang mengindikasikan ketidakrelaan nabi Muhammad ﷺ jikalau ahlul baitnya dibenci. Di antaranya:
إن النبي صلى الله عليه وسلم قال وهو على المنبر ما بال اقوام يؤذوننى فى نسبى وذوى رحمى الا من آذى نسبى وذوى رحمى فقد آذانى ومن آذانى فقد آذى الله تعالى.
“Sesungguhnya Nabi Shalallahu Alaihi WaAlihi Wa Shahbihi Wasalam telah bersabda sedangkan beliau di atas mimbar:“Apa keadaan kaum yang menyakiti aku dalam nasab dan kerabatku.Ingat, barangsiapa yang menyakiti keturunanku dan orang-orang yang mempunyai hubungan denganku, berarti ia menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku, maka ia benar-benar menyakiti Allah Ta’ala.” (HR. at-Thabrani dan al-Baihaqi)[3]
Baca Juga; Buletin Tauiyah 304
Dalam hadits yang kami paparkan di atas menunjukan bahwa selain menyakiti hati nabi Muhammad ﷺ, para pembenci ahlu bait otomatis juga menyakiti Allah ﷻ. sebab juga banyak hadits yang menyatakan konsekuensi buruk yang akan diberikan Allah ﷻ kepada para pembenci ahlul bait, di antaranya:
Pembenci Ahlul bait dimasukan ke Neraka
Rasulullah ﷺ bersabda:
والّذي نفسي بيده,لا يبغضنا اهل البيت احد الا أدخله الله النار
“Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci -kami ahlu bait-kecuali Allah swt akan masukkan ia ke dalam neraka.”[4]
Di lain kesempatan Nabi ﷺ bersabda:
فَلَوْ اَنَّ رَجُلاً صفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ, وَصَلَّى وَصَامَ, ثُمَّ لقي الله , وَهُوَ مُبْغِضٌ…
لاِهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ دَخَلَ النَّارَ
“… Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut Ka’bah dan maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, kemudian meninggal sedangkan ia adalah pembenci keluarga (ahlu al-bait) Muhammad, pasti ia masuk neraka”.[5]
Pembenci Ahlul bait diharamkan baginya surga
Rasulullah saw bersabda:
حرّمت الجنة على من ظلم اهل بيتي و آذاني في عترتي
“Surga diharamkan bagi siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku dan menyakiti aku melalui keturunanku.[6]”
Jadi, melihat pemaran di atas teramatlah buruk yang akan kau dapat jika kebencian pada ahlul bait berinang atau bahkan mengakar dihatimu. Bukan hanya kebencian Nabi ﷺ serta murka Allah yang akan kau dapat. Bahkan syafaat yang Nabi ﷺ berikan pada umatnya pada hari kiamat akan enggan untuk menengok kearahmu. Mulai sekarang, masih yakin mau tetap benci pada ahlu bait? Semuanya kembali pada dirimu.
Muhammad Aminulloh|Annajahsidogiri.id
[1] Simon Sinek, Leader eat last hlm. 77
[2] Ditakhrij oleh imam Tirmidzi dalam kitab Manâqib bab Fi manâqibi ahlil-bait dan imam Hakim di kitab Mustadrak juz 3 hlm. 15
[3] Mausûatul mafâhim al-islâmiyah juz 11 hlm. 3
[4] ] Al-Mustadrak ‘Ala Shahîhain (3/162), al-Dur al-Mansur (7/349)
[5] ] Al-Mu’jam al-Kabîr (11/142),
[6] Tafsir al-Qurthubi (16/22)