Perang Palestina dan Israel kembali mengguncangkan dunia. Bagaimana tidak, berita perang yang sempat meredam, kembali muncul di berbagai media ketika Hamas melakukan pembelaan dengan penyerangan balik terhadap Israel di wilayah selatan jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Semua masyarakat mengetahui bagaimana peperangan tak sebanding antara kaum zionis Israel yang menggunakan alat perang canggih seperti Merkava MK4; tank terbaik no. 6 di dunia, melawan tentara Hamas yang hanya mengandalkan roket Al-Qassam yang diproduksi sendiri; memiliki daya hantam besar meskipun akurasinya rendah.
Namun dalam tulisan ini kami lebih fokus terhadap faktor Israel meluncurkan serangan terhadap tanah suci Palestina. Ada banyak alasan mengapa Israel menjajah tanah Palestina atau Baitul Maqdis. Di antaranya, mereka menganggap bahwa Baitul Maqdis adalah tanah yang Allah ﷻ janjikan untuk mereka, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an berikut:
يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ (المائدة [٠٥]: ٢١)
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Maidah [05]: 21)
Dari sini, apakah memang benar ayat tersebut mengindikasikan bahwa Israel berhak atas tanah Palestina? Jika demikian, berarti tanah tersebut milik Israel?
Untuk menjawab hal tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui.
Penafsiran Ayat
Surah al-Maidah ayat 21 di atas, secara zahir memang mengindikasikan bahwa Allahﷻ menjanjikan tanah Baitul Maqdis kepada Bani Israel. Namun menurut ulama, Israel yang sekarang tidak berhak atas tanah suci tersebut. Sebagaimana pendapat Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam kitabnya yang berjudul “Tafsîrul-Munîr”. Dalam kitab tersebut, Syekh Wahbah az-Zuhaili memaparkan beberapa alasan mengapa Israel sekarang tidak berhak terhadap tanah tersebut. Di antaranya:
Pertama, Khitâb yang ada dalam ayat tersebut tidak tertuju pada Yahudi zaman sekarang:
وَلِلْعُلَمَاءِ فِي تَحْدِيدِ الْمُرَادِ بِبَنِي إِسْرَائِيلَ قَوْلَانِ الْأَوَّلُ أَنَّهُمْ الْيَهُودُ الَّذِينَ كَانُوا فِي زَمَنِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ … وَاْلقَوْلُ الثَّانِيْ-هُمْ اليَهُوْدُ المُعَاصِرُوْنَ لِلنَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ وَبِهِ قَالَ جَمْعٌ عَظِيْمٌ مِنَ اْلمُفَسِّرِيْنَ وَهُمْ قَبَائِلُ اْليَهُوْدِ فِي اْلمَدِيْنَةِ (قُرَيْظَة وَالنَّضِيْر وَبَنُوْ قَيْنُقَاع)
“Para ulama mempunyai dua pendapat dalam mendefinisikan apa yang dimaksud bani Israel. Pertama, mereka adalah orang-orang Yahudi yang ada pada zaman Nabi Musa … Pendapat kedua adalah Yahudi yang sezaman dengan Nabi. Pendapat kedua inilah yang dipilih oleh mayoritas ulama tafsir. Mereka adalah golongan-golongan Yahudi di Madinah (Quraidzhah, Nadzhir, dan Banu Qaynuqa’).”
Kedua, Allah ﷻ memerintah kaum Nabi Musa agar mereka menempati tanah tersebut, bukan untuk memilikinya.
ثُمَّ أَمَرَهُمْ مُوسَى بِدُخُولِ فِلَسْطِينَ وَمُجَاهَدَةِ الْأَعْدَاءِ فَقَالَ لَهُمْ يَا قَوْمَ الْأَرْضُ الْمُقَدَّسَةِ (الطَّاهِرَةُ) اَرْضَ بَيْتَ الْمَقْدِسِ، أَوْ فَلَسْطِينَ، لِلسُّكْنَى لَا لِلْمِلْكِ
“Kemudian Musa memerintahkan mereka untuk masuk ke Palestina dan berperang melawan musuh. Beliau berkata kepada mereka ‘Wahai penduduk tanah suci (Baitul Maqdis atau Palestina). Perintah itu agar menempatinya bukan memilikinya.”
Baca Juga: Menjawab Hayalan Maulana Ishaq, Fuad Plered, dan Faqih Wirahadiningrat
Ketiga, pada zaman dulu, tanah Palestina dijanjikan oleh Allah ﷻ kepada mereka melalui lisan para nabi-Nya, ketika mereka masih beriman kepada para nabi mereka. Namun, Saat mereka kufur kepada para Nabi mereka, Allah mencabut pemberian tanah suci itu dari mereka.
لَقَدْ وَعَدَهُمُ اللَّهُ عَلَى لِسَانِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أَرْضِ فِلَسْطِينَ فِي الْمَاضِي وَلَكِنْ لَمَّا كَفَرُوا بِالْأَنْبِيَاءِ، وَعَلَى التَّخْصِيصِ عِيسَى وَمُحَمَّدٌ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ نَزَعَهَا اللَّهُ مِنْهُمْ. فَلَيْسَ لَهُمْ أَيُّ حَقٍّ دِينِيٍّ بَعْدَئِذٍ فِي الِاسْتِيطَانِ بِأَرْضِ فِلَسْطِينَ بَعْدَ بَغْيِهِمْ وَعُدْوَانِهِمْ وَكُفْرِهِمْ بِرِسَالَاتِ اللَّهِ تَعَالَى
“Tuhan telah menjanjikan tanah Palestina kepada mereka melalui lisan Nabi Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub pada masa lalu. Namun, ketika mereka kafir kepada para nabi, khusunya Nabi Isa dan Nabi Muhammad, Allah kemudian mencabut tanah itu dari mereka. Mereka tidak mempunyai hak agama apapun di tanah Palestina, setelah pelanggaran, permusuhan, dan ketidakpercayaan mereka terhadap risalah Allah ﷻ”.
Moh. Zaim Robbani | Annajahsidogiri.id