Sebagai suatu sekte yang cukup besar dalam Islam, tentunya Syiah tidak muncul secara tiba-tiba atau tanpa perhitungan yang matang. Sekte yang lebih menonjolkan keberpihakan kepada Ali t ini muncul melalui tahapan yang panjang dan berliku, memiliki banyak cabang dan sampai sekarang Syiah masih eksis di tengah-tengah masyarakat kita.
Dari sudut pandang sejarah, tak ditemukan kata sepakat mengenai asal-usul sekte Syiah. Para sejarawan selalu berselisih pendapat mengenai awal kemunculan sekte ini, bukan hanya sejarawan Sunni-Syiah, bahkan sejarawan Syiah sendiri pun saling berbeda pendapat antara satu dengan yang lain.
Menurut sebagian sejarawan Syiah kontemporer, awal kemunculan Syiah ialah bersamaan dengan munculnya agama Islam itu sendiri. Menurut mereka, Rasulullah r lah yang pertama kali menyebarkan ajaran untuk mencintai Ali t, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Husain Ali Kasyif al-Ghita’ (w. 1373 H) dalam salah satu karyanya, Ashlus–Syi’ah wa Ushuliha. Jadi, menurut pendapat ini, Syiah adalah haqiqat dari Islam itu sendiri.
Baca juga, “Cerdas Membendung Aliran Syiah“
Hal serupa juga diungkapkan oleh Muhammad Jawwad Mughniyah (w. 1400 H), dan Ayatullah Ruhullah Khomaini (w. 1409 H), menurut mereka sikap keberpihakan kepada Ali t memang sudah diajarkan oleh pembawa syariat itu sendiri (Nabi Muhammad r). Bahkan menurut Muhammad Jawwad Mughniyah andai saja tidak ada Nabi Muhammad r, niscaya Syiah tidak akan muncul dan berbekas.
Dari beberapa pendapat di atas, seakan-akan para penulis Syiah kontemporer ingin menutup-nutupi tentang keberadaan Abdulla bin Saba’ (w. 40 H) dalam sejarah kemunculan Syiah. Bahkan ada pula yang menolak secara tegas keberadaan Abdullah bin Saba’ yang memang telah mendapat stigma buruk di kalangan ahli sejarah. Mereka mengatakan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif yang sengaja dimunculkan untuk memperburuk citra kelompok Syiah di kalangan umat Islam. Sebab gara-gara Abdullah bin Saba’ kelompok Syiah diidentikkan dengan agama Yahudi yang merupakan agama asal Abdullah bin Saba’.
Lebih jelas lagi, Seorang penulis Syiah kontemporer, Murtadha al-‘Askari (w. 2007 M) mengatakan bahwa kisah Abdullah bin Saba’ hanyalah mitos yang tidak ditemukan ujung pangkalnya, ia hanyalah tokoh fiktif yang dibuat-buat (Usthurah). Bahkan menurut Ali al-Wardi (w. 1995 M) dan Mushtafa as-Syaibi (w. 2006 M), Abdullah bin Saba’ tak lain adalah seorang sahabat yang bernama Ammar bin Yasir. Namun benarkah begitu? Silahkan lihat jawabannya di Benarkah Abdullah bin Saba’ Tokoh Fiktif? (2) Membuka Hal yang Sebenarnya
Binkhozin | Annajahsidogiri.id