Iman kepada Malaikat merupakan kewajiban bagi seluruh mukmin. Hal ini dapat ditilik dari dalil-dalil Qat’i, baik al-Quran maupun sunah Nabi. Ada sebuah cerita, suatu hari ketika para sahabat duduk-duduk bersama Rasul, tiba-tiba datang seorang lelaki yang tak dikenal, berpakaian putih, rambutnya hitam pekat, tidak terlihat sedikit pun rasa lelah di raut wajahnya. Tak satu pun sahabat mengenalnya. Kemudian dia duduk di samping Rasul dengan menyandarkan lututnya pada lutut Nabi serta meletakkan tangannya di atas paha Nabi. Laki-laki itu berkata: ”…..Ceritakan kepadaku tentang iman. Rasul bersabda: “Kamu harus beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan hari akhir. Dan juga Kamu harus beriman kepada takdir baik dan buruk-Nya…..” (HR. Muslim). Saat laki-laki itu telah pergi, Rasul menjelaskan bahwa laki-laki tersebut adalah Malaikat Jibril.
Baca Juga: Tiga Ciri Khas Ahlus sunnah Wal Jamaah
Terkait dengan Malaikat, al-Imam Fakhrur Razi dalam tafsirnya, Tafsirul-Kabir wa Mafatihul-Ghayb, menuturkan bahwa iman kepada Malaikat diklasifikasi menjadi empat macam:
Pertama, iman atas keberadaan Malaikat.
Kedua, meyakini bahwa para Malaikat terjaga dari dosa.
Ketiga, meyakini bahwa para Malaikat adalah mediator antara makhluk dan Sang Khalik.
Keempat, meyakini bahwa wahyu yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul melalui perantara Malaikat.
Baca Juga: Nabi Ibrahim Tidak Mencari Tuhan
Di samping itu, kita harus berkeyakinan bahwa para Malaikat tidak berjenis kelamin, dengan bertendensi pada firman Allah yang artinya: “Atau apakah kami menciptakan para Malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikannya?” (QS. as-Shaffat [37]; 150) .
Lalu bagaimana dengan Malaikat Jibril yang mendatangi Rasul dengan berwujud seorang lelaki seperti dalam cerita dalam hadis di atas? Apakah itu menandakan bahwa Malaikat mempunyai jenis kelamin? Ternyata hal serupa pernah terjadi di zaman Rasul, di mana para Musyrikul Arab menduga bahwa Malaikat berkelamin perempuan. Dan lebih parahnya lagi, mereka berpraduga bahwa Malaikat adalah anak Allah. Hal inilah yang mendapat kecaman langsung dari Allah dalam firman-Nya di atas.
Baca Juga: Valentine’s Day, Nafsu Berkedok Cinta
Tidak ada yang tahu wujud asli Malaikat Jibril, Rasulullah pun hanya dua kali melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya. Malaikat Jibril lebih sering berwujud makhluk lain seperti manusia ketika menghampiri Rasul. Hal ini dikarenakan Allah telah memberi kemampuan pada Malaikat agar bisa berubah wujud apa saja sesuai dengan yang dikehendaki. Maka tak heran jika Malaikat Jibril mendatangi Rasul terkadang berwajah sahabat Dahiyah bin Khalifah al-Kalbi (Sahabat yang tampan dan gagah) dan di lain waktu berwajah seorang A’rabi. Mungkin klarifikasi ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Malaikat itu tidak berjenis kelamin dan bisa berubah wujud sesuai kehendaknya.
Akhiran, semoga penjelasan di atas semakin memperkokoh iman kita, sebab yang mengingkari esensitas Malaikat dihukumi kafir, karena ia telah menafikan bagian dari hal gaib .Begitu juga bagi yang meyakini bahwa Malaikat berjenis kelamin, maka ia dihukumi kafir juga, Sebab ia telah menabrak firman Allah di atas.
/AnnajahSidogiri.Id