Ketika kita sudah mengenal feodalisme dan sudah mengerti bahwa sistem pelayanan bawahan kepada atasan yang dianut oleh feodalisme adalah kepatuhan mutlak yang menghilangkan kebebasan, maka kita juga akan mengerti bahwa pesantren sama sekali tidak menerapkan sistem sedemikian. Di pesantren para santri diajari untuk menjadi Ibadillahi–shâlihin, semua hal yang diperlukan diajarkan di pesantren mulai dari cara ibadah, cara berinteraksi dengan sesama, cara bermuamalah, cara bersikap kepada orang tua dan cara bersikap kepada guru.
Semua yang diajarkan di pesantren adalah ajaran Islam yang murni, maka ketika ada orang yang menuding pesantren sebagai lembaga yang menganut sistem feodalisme yang dominan hampir sama seperti perbudakan, secara tidak langsung ia telah menuduh ajaran islam yang murni itu sendiri merupakan ajaran feodalisme, dan kita semua tau bahwa hal tersebut adalah salah. Di pesantren santri-santri diajari cara bersikap kepada guru yang mana cara tersebut merupakan cara yang telah dipaparkan oleh para ulama’ terdahulu yang mereka mengambilnya melalui sanad yang bersambung sampai kepada para Sahabat dan Nabi ﷻ.
Baca Juga; Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)
Pesantren tidak mewajibkan santri untuk bekerja melayani kiai atas ganti dari ilmu yang mereka dapat, tapi agama Islam-lah yang sangat menghargai hak guru atas murid dan sangat menekankan ber-khidmah kepada guru dengan artian agama islam sangat memperhatatikan balas budi. Santri yang menimba ilmu di pesantren telah mendapatkan banyak ilmu yang bisa menyelamatkan mereka baik di dunia ataupun akherat. Maka sangat tidak pantas jika kita sebagai santri tidak membalas budi atas apa yang telah diberikan para guru di pesantren, jangankan ilmu agama yang dapat menyelamatkan di akherat kita, ketika ada orang yang berlaku baik kepada kita dan kita sama sekali tidak pernah membalas budi bukankah itu termasuk perbuatan tercela.
Santri diperbolehkan boyong atau berhenti kapanpun ia mau, tidak ada keterikatan yang mengekang kebebasan. Tentu hal tersebut berbeda dengan sistem feodalisme yang mengikat rakyat sehingga mereka terjebak dalam kemiskinan. Bahkan, mereka para santri, di pesantren diajari untuk menghargai yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Mereka diajari untuk menghormati guru, orang tua, tidak berbuat dzâlim baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Maksudnya, hasil dari sistem pendidikan di pesantren akan membuat Negara menjadi makmur. Karena, jika rakyat sudah mengerti pentingnya moral, pentingnya menghormati sesama, dan mereka patuh akan aturan Tuhan yang salah satunya adalah tidak boleh dzalim, maka segala bentuk kejelekan dan kejahatan seperti pencurian, pembunuhan, perampokan, begal dan berbagai bentuk kriminal lain akan terkurangi atau bahkan bisa sampai taraf tidak ada.
Maka, di sini, pesantren menjadi wadah bagi mereka yang ingin membenahi diri untuk lebih baik dalam segala bidang, terlebih dalam bidang ilmu agama. Tidak ada kekerasan, perbudakan dan hal-hal yang mengekang kebebasan santri di dalamnya.
Ahmad Jazuli | Annajahsidogiri.id