Dalam beberapa kitab yang membahas tentang jin, seperti Tabsithul-‘Aqaid al-Islamiyah dan Akamul-Marjan fi Ahkamil-Jan, ada penjelasan bahwa bangsa jin dalam beberapa hal banyak memiliki kesamaan dengan manusia; berakal, makan, minum, tidur dan berketurunan. Di antara mereka ada yang taat dan ada yang bermaksiat.
Sebenarnya bagaimana jin bisa dianggap taat? Sedangkan tolok ukur sebuah ketaatan adalah mengerjakan sebuah syariat. Kemudian, apakah ada nabi dan rasul dari kalangan jin? Berikut penjelasannya.
Ulama sepakat bahwa tidak ada rasul yang diutus pada jin sebelum terutusnya Nabi Muhammad, semua rasul kala itu dari golongan manusia. Sebagaimana dalam kitab Tabsithul-‘Aqaid dari Imam adh-Dhahhak dan Ibnu Hazm yang mengatakan bahwa tidak ada sebelum Nabi Muhammad utusan dari manusia yang diutus untuk bangsa jin. Hal ini juga dikatakan oleh sahabat Ibnu Abbas yang mengatakan tidak ada utusan selain Nabi Muhammad yang Allah kirimkan untuk jin dari bangsa manusia berdasarkan hadis:
وَقَدْ كَانَ النَّبِيُّ يَبْعَثُ الَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ الَى النَّاسِ كَافَّةً
“Para nabi terdahulu diutus hanya sebagai penyampai risalah untuk kaumnya. Sedangkan aku diutus untuk semua manusia”
Para ulama mengartikan lafaz nas di atas secara bahasa dengan mengkategorikan jin di dalamnya.
Terkait Nabi Sulaiman yang dalam sejarahnya meguasai segala makhluk termasuk jin, dalam “Tafsir Shawi” hal 127, ternyata kekuasaannya atas bangsa jin yang Allah berikan hanya sebatas kekuasaan karena asas kerajaan dan tidak termasuk dalam hal risalah. Berbeda dengan Nabi Muhammad yang memang risalahnya diperuntukkan untuk manusia seluruhnya, termasuk di dalamnya jin. Wallahu A’lam.
Irvan Rizki Sh | Annajahsidogiri.id