Sebelum kita membahas tentang kajian wujud Allah SWT, wajib kita ketahui bahwa para ulama sepakat untuk menyucikan Allah SWT serta tidak menyerupakan-Nya dengan suatu apapun. Inilah pendapat Ahlussunnah baik dari kalangan Asya’irah maupun Maturidiyah.
Baca Juga: Nasehat Untuk Para pejabat
Pembagian maujud yang pertama ini terdapat dalam kitab Idhâhud-Dalîl (hal. 103-104) ditolak, karena Tuhan itu tidak bisa dibayangkan oleh indra manusia, sebab Tuhan bukan berupa benda (jisim), sifat benda ataupun sebuah unsur dari benda. Oleh karena itu, wujudya Allah I tanpa arah dan tempat dapat diterima pleh akal, sebagaimana akal percaya bahwa wujudnya Allah I tidak berupa sebuah kebendaan (jismiyah), ataupun sifat benda (ardiyah), sama halnya Allah I itu tidak terdapat pada suatu arah atau tempat. Dengan demikian, indra kita tidak mampu untuk memahami serta memikirkan wujudnya Allah I.
Rasulullah r bersabda:
كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرَهُ (رواه البخاري
“Allah ada sebelum segala sesuatu ada.”) HR. Al-Bukhari).
Melalui hadits ini, Rasulullah r memberikan pemahaman bahwa Allah I ada sebelum tempat, arah, cahaya, kegelapan, dan yang lain ada. Dengan demikian, wujudnya Allah I ada tanpa tempat dan arah merupakan pemahaman yang bisa diterima oleh akal. Menurut para ulama, hadits ini juga menafsiri pada firman Allah I:
هُوَ الْأَوَّلُ (سورة الحديد: 3
“Dialah Yang Awal” (QS: al-Hadid : 3).
Baca Juga: Allah Ada Tanpa tempat
Berikut juga ungkapan ulama salaf bahwa Allah I ada tanpa tempat dan tidak dibatasi oleh arah;
- Zainal Abidin (cucu Sayidina Ali t ) berkata;
أَنْتَ اللهُ الَّذِيْ لَا تُحَدَّ
“Engkau Allah yang tak dibatasi suatu apapun.”
- Imam Abu Hanifah dalam Fikh al-Akbar berkata;
وَلَا حَدَّ لَهُ وَلَا ضِدَّ
“Tidaka ada batasan bagi Allah (didibatasi sesuatu) dan tidak ada yang berlawanan (arah) dengan Allah.”
- Imam Syafi’i dalam Fikh al-Akbar Li asy-Syafi’î, berkata;
اعْلَمُوْا أَنَّ الْحَدَّ وَالنِّهَايَةَ لَا يَجُوْزُ عَلَى اللهِ تعالى
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya batas dan puncak sesuatu tidak akan terjadi pada Allah I.”
- Iman Ahmad bin Hanbal dalam I’tiqâd al-Imâm Ahmad berkata;
لَا تَلْحَقُهُ الْحُدُوْدُ قَبْلَ خَلْقِ الْعَرْشِ وَلَا بَعْدَ خَلْقِ الْعَرْشِ
“Allah tidak akan tertimpa oleh batas, baik sebelum menciptakan ‘Arsy maupun setelahnya.”
AnnajahSidogiri.id