Hari ‘Halo Halloween’ adalah tradisi yang muncul dari suku Pagan (penyembah berhala) di kalangan bangsa Celtic sebelum tradisi tersebut diadopsi oleh agama Kristen. Tradisi itu muncul dari dasar kepercayaan mereka bahwa pada hari itu, pembatas antara alam manusia dan roh jahat terbuka. Sehingga roh-roh jahat tersebut leluasa memasuki alam manusia dan mengganggu mereka. Oleh karena itu, pada hari tersebut mereka memakai kostum menyeramkan seperti roh jahat. Mereka berkeyakinan dengan berpakaian demikian, mereka selamat dari gangguan roh jahat karena mereka akan dikira teman dari roh jahat tersebut. Bisa dipastikan Halloween dan Islam tidak ada kaitannya sama sekali.
Tradisi Halloween pun sekarang meluas. Bukan hanya di kalangan kaum Pagan dan Kristen. Tradisi tersebut sekarang sudah menjamur, bahkan telah menjangkiti kaum muslim Indonesia. Lantas bagaimanakah sebenarnya Islam menanggapi tradisi ini?
Jauh sebelum tradisi Halloween dan tradisi-tradisi yang serupa ada, Rasulullah SAW pernah menyinggung nasib umatnya nanti di akhir zaman:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalannya umat-umat terdahulu, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereka masuk lubang dhab (sejenis kadal), maka kalian akan mengikutinya”. Lalu para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksud umat terdahulu itu adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah menjawab: “siapa lagi kalau bukan mereka?” (Muttafaqun ‘alaih).
Umat Islam di akhir zaman nantinya latah terhadap tradisi orang kafir. Sedikit demi sedikit mereka akan menggandrungi tradisi yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Sebenarnya syariat Islam telah memasang garis pembatas sebuah tradisi. Islam akan membenarkan dan melegalkan sebuah tradisi jika di dalam tradisi tersebut tidak terkandung unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat Islam. Hal ini seperti yang terjadi pada tradisi umat Islam Indonesia saat ini.
Sedangkan perayaan hari Halloween sendiri sangatlah jauh dari ajaran Islam, bahkan amat kental dengan ajaran Kristen. Jika kita saksikan bersama, maka kita akan banyak menemukan ritual, simbol dan pakaian khas kristen yang dipakai saat perayaan Hallowen. Oleh karena itulah, Islam sangat melarang perayaan Halloween dan perayaan-perayaan orang kafir yang lain. Hal itu karena di dalamnya terdapat syiar agama lain. Jika orang Islam merayakannya maka mereka telah menyerupai orang kafir. Kita akan sulit membedakan antara orang kafir dan muslim. Rasulullah ( sangat melarang umatnya meniru atau menyerupai orang kafir dengan sabda Beliau yang berupa:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Orang yang menyerupai suatu kaum, ia bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Dawud)
Islam akan mengecap kafir bagi orang Islam yang merayakan perayaan agama lain jika ada rasa rida dalam hatinya terhadap agama mereka. Namun, jika merayakannya hanya sekedar ikut-ikutan, maka hukumnya adalah haram.
Nuris Syamsi | AnnajahSidogiri.id