Telah kita maklumi bersama bahwa orang Islam wajib mengimani kitab-kita Allah seperti kitab Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran. Hal ini merupakan salah satu dari rukun iman yang enam. Beriman kepada kitab Allah adalah suatu hal yang tidak bisa dipungkiri dalam agama ini Islam, lebih-lebih mengimani kitab suci al-Quran.
Ulama Ahlusunah wal Jamaah sepakat mengatakan bahwa al-Quran yang beredar sekitar kita saat ini diturunkan oleh Allah, melalui malaikat Jibril, kepada Rasulullah SAW. Menurut kita, al-Quran akan tetap terjaga keasliaannya dari masa ke masa hingga hari kiamat. Dalam hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat al-Hijr ayat 9:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”
Namun di samping itu kelompok Syiah mengatakan bahwa al-Quran yang ada saat ini sudah mengalami perubahan (tahrîf). Mereka meyakimi bahwa terdapat ayat-ayat yang dibuang oleh sahabat Ustman bin Afan mengenai wilâyah Sayidina Ali RA. Seperti surah An-Nisa ayat 59:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil-amri di antara kamu”
Menurut Ahlusunah wal Jamaah ideologi tahrîf ini tidak bisa dibenarkan. Sebab, andaikan al-Quran ini berubah sebab Sayidina Ustman, niscaya Sayidina Ali pasti melakukan penentangan, atau bahkan pada masa beliau berkuasa menjadi khalifah keempat, beliau harusnya melakukan revisi pada mushaf rasm utsmani yang katanya telah di-tahrîf oleh Syidina Ustman. Namun, realita yang ada beliau sama sama sekali tidak melakukannya.
Baca Juga: Keaslian Al-Quran dalam Pandangan Ahlusunah dan Syi’ah
Dari pemaparan tersebut sudah bisa mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa ideologi tahrîf ini hanya akal-akalan kaum Syiah yang ingin memperkuat wilâyah Imam Ali RA. Semoga kita termasuk orang yang selamat dari kaum yang sesat ini. Amin.
Saiful Rizal | Annajahsidogiri.id