لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكُوْنَ أَسْعَدُ النَّاسِ بِالدُّنْيَا لُكَعْ بِنْ لُكَعْ
(رواه أحمد والترمذي عن حذيفة رضي الله عنه عن علي كرم الله وجهه)
“Kiamat tidak akan datang kecuali dunia sudah dikuasai oleh penjahat bin bajingan”. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi dari Hudzaifah RA. dari Ali bin Abi Thalib RA)
Baca Juga: Ahli Membaca tapi Tidak Memahami Isinya (Serial Kajian Tanda-tanda Kiamat 2)
Dari hadits ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa semakin hari, dunia ini akan terus melahirkan penguasa dan pengusaha yang keji dan licik. Tanda ini sudah bisa kita rasakan dari kian banyaknya pengusaha-pengusaha kafir dan penguasa-penguasa yang dzalim.
Kejadian ini tentunya sama sekali tidak menguntungkan bagi umat Islam. Karena memang kuatnya Islam selain karena pertolongan dari Allah, tapi sudah menjadi sunnah-Nya bahwa kekuasaan dan kekayaan juga menjadi sarana menuju kesana.
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa mencari kekuasaan dan kekayaan adalah hal yang tidak baik bagi umat Islam yang harusnya lebih mementingkan akhirat daripada dunia. Tunggu dulu! Perlu kita ketahui bersama bahwa para Sahabat Rasulullah juga pergi ke pasar untuk mencari uang seperti Sayyid Ustman bin Affan dan Sayyid Abdurrohman bin Auf. Begitu juga pada masa tabiin, para ulama pada masa setelah Sahabat juga menjadikan kekuasaan dan kekayaan sebagai alat dalam memperjuangkan Islam, seperti Umar bin Abdul Aziz dan lain-lain.
Oleh karena itu ulama besar sekaliber Imam Sufyan Tsauri, seorang Amirul Mukminin dalam hadits, sampai berkata:
المَالُ سِلَاحُ المُؤْمِنِ فِي هَذَا الزَّمَانِ (العَقْدُ الفَرِيْدُ مِنْ جَوَاهِرِ الأَسَانِيْد)
“Harta adalah senjata umat Islam pada zaman sekarang”.
Jadi, alangkah baiknya bagi orang yang beriman itu memiliki keseimbnagan dalam dunia dan akhiratnya. Agar kita tidak kalah dari orang-orang yang memusuhi terhadap agama Islam. Karena kalau urusan dunia kita terus-terusan dikuasai mereka, maka bisa mengakibatkan tekanan kepada umat Islam itu, seperti yang terjadi sekarang.
Muhammad Faqih | Annajahsidogiri.id