3- Al-Jami’ah
Konon, Rasulullah mendiktekan langsung mushaf ini kepada Imam Ali, yang mana panjangnya mencapai 70 hasta. Di dalamnya berisi semua yang dibutuhkan umat manusia. Mengenai kebenaran kitab ini, Sayid Husain al-Musawi—seorang Syiah yang telah bertobat—berkomentar, “Aku tidak tahu apakah al-Jami’ah itu ada atau tidak, dan apakah di dalamnya memuat segala apa yang dibutuhkan oleh umat manusia hingga hari kiamat?”
(kalau memang ada) mengapa kitab itu disembunyikan? Kenapa kita tak diperbolehkan melihat dan mengetahui isinya. Padahal sangat dibutuhkan oleh manusia, baik itu hal-hal yang menjelaskan tentang perkara halal, haram atau hukum-hukum (yang lain)? Bukankah ini adalah penyembunyian terhadap ilmu?”
4-Sahifah an-Namus
Menurut keyakinan Syiah, an-Namus adalah dua kitab besar. Pertama memuat tentang nama-nama seluruh pengikut ahli bait. barang siapa yang namanya tidak tercantum dalam kitab ini berarti ia bukan orang Syiah. Sedangkan yang kedua berisi nama orang-orang yang memusuhi Syiah sejak generasi pertama hingga nanti hari kiamat. Pada riwayat yang ditulis oleh al-Majlisi dalam Biharul Anwar-nya, an-Namus merupakan oleh-oleh Rasulullah saat melakukan mikraj ke langit. Beliau diberi shahifah.
Salah satunya berisi nama ashabu al-yamin (orang-orang yang beruntung), yang lain berisi nama-nama ashabu as-syimal (orang-orang celaka). Kitab itu kemudian diberikan kepada Imam Ali al-Hasan dan kepada seluruh imam ahli bait. Kitab ini hingga sekarang ada di tangan al-Mahdi al-Muntadzar.
Mengenai mushaf ini, Sayyid al-Musawi dalam kitab Lillahi Tsumma li at-Tarikh menyangsikan kebenaran kitab ini, beliau menegaskan bahwa tidak masuk akal jika nama-nama semua orang syiah, berikut nama-nama orang yang memusuhinya tercantum dalam kitab tersebut. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa hal tersebut tidak lah diterima oleh orang bodoh sekalipun terlebih yang berakal[1]
Baca Juga : Keaslian Al-Quran dalam Pandangan Ahlusunah dan Syi’ah
5- Al-Abithah
Selain kitab-kitab yang telah disebutkan tadi, Syiah memiliki kitab lain yakni kitab al-Abithah. Kitab yang satu ini memuat tentang ancaman kepada orang-orang Arab. Sebagaimana riwayat al-Majlisi berikut, dari amirul-mukminin, dia berkata “……. Demi Allah! Aku mempunyai lembaran-lembaran (wahyu) yang banyak serta bersifat pasti milik Rasulullah, di dalamnya terdapat shahifah yang disebut al–Abithah. Shahifah inilah yang paling keras terhadap orang Arab. Di dalamnya berisi 60 kabilah Arab yang tidak punya andil sedikit pun dalam agama Allah.”
6- Lauh Fatimah
Dalam keyakinan Syiah kitab yang satu ini adalah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah, lalu beliau menghadiahkannya kepada Sayidah Fatimah. Mushaf ini berisi berbagai rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Kitab ini juga tidak boleh dibaca oleh siapa pun kecuali orang-orang yang berhak.
7- Dzu’abat as-saif dan Shahifat Ali
Di samping kitab-kitab yang telah disebutkan, masih ada dua kitab suci Syiah yang diafiliasikan kepada Rasulullah. Konon, keduanya berupa lembaran-lembaran kecil yang ada di ujung pedang Rasulullah. Lembaran tersebut dinamakan Dzu’abat as-saif dan Shahifat Ali.
Dari pemaparan di atas, hal yang perlu digarisbawahi bahwa kitab suci Syiah tersebut tidak pernah muncul ke permukaan, karena kitab-kitab itu hanya sekadar fiktif. Untuk itu mereka selalu membungkus dengan ending yang sama bahwa kitab-kitab tersebut ada pada tangan Mahdi al-Muntadzar yang hingga sekarang sedang bersembunyi, dan akan muncul nanti pada hari kiamat. Wallahu a’lam
Sumber: Mungkinkan Sunnah-Syiah dalam Ukhuwah, Lillahi Tsumma li at-Tarikh, al-Kafi.
M. Sholahuddin al-Ayyubi | annajahsidogiri.id