Al-Milal wa an-Nihal adalah salah satu kitab ensiklopedia khazanah pemikiran Islam klasik yang cukup komprehensif. Kitab ini memuat tiga jilid tebal dengan kajian analisis sejarah ragam teologi di tiap jilidnya. Kitab ini dikarang oleh Abu al-Fath Muhammad bin Abdul Karim asy-Syahrastani, pemuka madzhab al-Asy’ari yang wafat pada tahun 548 H. Beliau berusaha melakukan studi kasus sebagai pembenaran terhadap apa yang disabdakan oleh Nabi tentang Iftraqu al-Ummah. Bahkan, bukan hanya perpecahan dalam tubuh Islam, namun juga dalam agama Yahudi, Kristen bahkan ragam corak pemikiran filsafat Yunani hingga filsafat Islam dan agama pagan (penyembah berhala).
Baca Juga: Menemukan Tuhan ala Ummul-Barahin, Karya Imam Sanusi
Pada jilid pertama, beliau menjelsakan banyak kronologi dan faktor utama perpecahan agama Islam. Mulai perbedaan yang sempat terjadi di kalangan internal sahabat pada masa Nabi. Silang pendapat sahabat pasca kewafat-Nya. Hingga akhirnya perpecahan pemikiran dan konflik politik yang terjadi dalam tubuh Islam. Baru setelah itu beliau menulis dan memaparkan firqah-firqah yang ada. Mu’tazilah dengan anak pecahannya, Khawarij dan cabang-cabangnya, Syiah dengan warna corak pemikirannya. Semua dibahas dengan penjelasan lugas dan bernas. wah.
Pada jilid kedua, setelah membahas tuntas madzhab teologis yang ada pada saat itu, beliau melakukan studi lintas agama. Agama itu beliau sebut dengan “al-Kharijun ‘ani al-Millah al-Hanifiyyah”, agama-agama yang secara garis besar keluar dari barisan tauhid. Tentu yang beliau kaji kali pertamanya adalah agama Yahudi dan Nashara. Sebagaimana pada jilid pertama, beliau juga menjelaskan pula corak pemikiran dan pecahan yang terjadi dalam dua agama samawi ini. Setelah itu, kajian selanjutnya berlanjut pada filsafat Yunani. Tokoh-tokoh pemuka filsafat Yunani, dijabarkan warna pemikirannya.
Baca Juga: Imam al-Gazālī dan al-Munqiẓ
Pada jilid ketiga, mengingat urgensitas filsafat dalam khazanah pemikiran Islam, penulis pada bagian akhir kitabnya juga menjabarkan filsafat Islam dan worldview khasnya yang berbeda dengan filsafat Yunani. Studi ini yang akhirnya kita sebut dengan disiplin ilmu manthiq. Hingga pada bagian akhir jilid ini, beliau juga menjelaskan agama pagan dengan klasfikasinya.
Fawaidul Hilmi | Annajahsidogiri.id