Kristiani
Kita meyakini bahwa Tuhan adalah Maha baik. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan keburukan tidak akan datang dari Tuhan. Namun, al-Quran secara terang-terangan mengabar-kan, Tuhan adalah Maha Tipu Daya. Sebagaimana dalam surah al-Anfal ayat ke 30. Ayat tersebut sudah cukup untuk menjadi bukti akan keburukan Tuhan dalam Islam. Berbeda dengan kami umat Kristen atau Katolik.
Muslim
Selama kalian memahami kitab suci kami hanya dengan bermodalkan terjemahan, tidak dikuatkan dengan ilmu-ilmu yang wajib didalami dalam memahami al-Quran, maka kedangkalan kalian dalam menyimpulkan makna dari kitab suci kami tidak akan pernah bisa tertolong. Dalam surah al-Anfal ayat ke 30 disampaikan:
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُۗ وَاللّٰهُ خَيْرُ الْمٰكِرِيْنَ. (الأنفال: 30)
(Ingatlah) ketika orang-orang yang kufur merencana-kan tipu daya terhadapmu (Nabi Muhammad) untuk menahan, membunuh, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah membalas tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Al-Anfal: 30).
Makna dalam ayat ini sama seperti kasus maling atau begal yang telah merencanakan tipu daya untuk mengelabuhi calon korbannya, agar berhasil mendapatkan rampasan harta dengan aman, tanpa diketahui oleh pihak polisi dan masyarakat umum. Nah, polisi yang cerdas, pastinya memiliki berbagai cara supaya bisa membalas tipu daya penjahat tersebut, dengan tujuan bisa menangkap pelakunya, berdasarkan taktik dan pengalaman.
Baca Juga; Sekilas Tentang Politik Syiah
Lalu, apakah pantas polisi disebut dengan tukang tipu daya dengan konotasi buruk? Jelas tidak. Bahkan hal itu sangat baik. Karena tipu dayanya dilancarkan untuk menangkap dan mengimbangi apa yang dilakukan oleh pencuri atau begal tersebut.
Jika ingin mendapatkan pemahaman yang maksimal mengenai ayat di atas, maka harus dipahami sesuai dengan konteksnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Imam al-Qurthubi berikut:
وَالْمَكْرُ: التَّدْبِيْرُ فِي الْأَمْرِ فِي خَفِيَّةٍ. (وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ) إِبْتِدَاءٌ وَخَبَرٌ. وَالْمَكْرُ مِنَ اللهِ هُوَ جَزَاؤُهُمْ بِالْعَذَابِ عَلَى مَكْرِهِمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ.
Makar artinya adalah mengatur suatu urusan secara tersembunyi. “Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya” adalah susunan mubtada (subjek) dan khabar (predikat). Dan arti “makar dari Allah” adalah pembalasan terhadap mereka dengan azab sebagai balasan atas makar mereka, dari arah yang tidak mereka sadari.[1]
Menguatkan pendapat al-Imam al-Qurtubi, kami tambah-kan keterangan dalam tafsir Bahr al-Ulum karya Imam as-Samarqandi sebagai berikut
وَيَمْكُرُوْنَ بِالنَّبِيِّ g وَيُرِيْدُونَ بِهِ الشَّرَّ وَيَمْكُرُ اللهُ، يِعْنِيْ: وَيُرِيْدُ بِهِمْ الْهَلَاكَ حَيْنَ أَخْرَجَهُمْ إِلَى بَدْرٍ فَقُتِلُوْا. وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ، يَعْنِي: أَصْدَقُ الْمَاكِرِيْنَ فِعْلًا، وَأَفْضَلُ الصَّانِعِيْنَ صُنْعًا، وَأَعْدَلُ الْعَادِلِيْنَ عَدْلًا.
Mereka melakukan makar terhadap Nabi g dan menginginkan keburukan baginya, sedangkan Allah pun membalas makar mereka, maksudnya: Allah menghen-daki kehancuran bagi mereka ketika mengeluarkan mereka menuju (perang) Badar lalu mereka terbunuh; dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya, maksudnya: yang paling benar dalam makarnya, paling sempurna dalam perbuatannya, dan paling adil di antara para hakim dalam keadilan.[2]
Dari pemaparan para ulama, dapat kita ambil poin, bahwa makar Allah bukanlah seperti tipu daya yang dilakukan pelaku kejahatan. Tapi konteksnya seperti polisi yang telah menyiapkan tipu daya untuk mengimbangi tipu daya para penjahat dengan segala taktiknya, yang tujuannya agar tidak ada lagi kejahatan yang mengganggu masyarakat.
Komparasi
Apakah kalian pikir hanya Iblis yang ahli dalam tipu daya? Apakah Anda pikir hanya manusia yang bermain licik? Tidak! Kitab Suci kalian sendiri bersaksi, Tuhan pun memakai tipu daya, roh dusta, bahkan menjerat manusia dengan keboho-ngan untuk melancarkan rencana-Nya.
Perjanjian Lama
- Hakim-hakim 9:23 (TB)
“Maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh.”
Di sini sangat tegas, Tuhan bukan cuma membiarkan, tapi membangkitkan semangat jahat. Hal ini bukan ujian iman, tapi perencanaan sistematis Ilahi.
- Raja-raja 22:23 (TB)
“Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.”
Tuhan tidak hanya duduk diam. Dia aktif menaruh roh dusta di mulut para nabi supaya Ahab percaya kebohongan dan tewas. Siapa yang merancang di sini? TUHAN!
Baca Juga; Dialog Islam-Kristen #5
- Yesaya 19:14 (TB)
“TUHAN telah mencurahkan di antara mereka suatu roh kekacauan, dan mereka memusingkan Mesir dalam segala usahanya, sehingga seperti seorang mabuk yang pusing waktu muntah-muntah.”
Tuhan membuat Mesir mabuk kebodohan dan tersandung jatuh dan hancur. Inilah rekayasa Tuhan.
- 1 Samuel 16:14
“Roh TUHAN telah mundur dari Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.”
Siapa yang mengirim roh jahat? Bukan Iblis. Tetapi Tuhan sendiri. Jadi, kalau Saul kerasukan dan kehilangan akal, itu bukan karena dosa Saul saja, tapi karena Tuhan sendiri yang mengirim roh jahat itu.
- Yesaya 45:7 (TB)
“Akulah TUHAN yang menjadikan terang dan mencipta-kan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan mencipta-kan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.”
Yesaya 45:7 (TL 1954) yang mengadakan terang dan menjadikan gelap, yang mengadakan selamat dan menjadikan jahat, bahwa Aku ini Tuhan, yang membuat segala perkara ini.[3]
Pengakuan Tuhan yang tercantum dalam ayat-ayat di atas cukup Jelas, bahwa Tuhan pencipta malapetaka itu sendiri. Jadi, jangan hanya memuji Dia sebagai sumber berkat; Dia juga arsitek bencana, penderitaan, bahkan pencipta kejahatan.
Fuad Abdul Wafi | Annajahsidogiri.id
[1] Al-Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi, tafsiran QS. Al-Anfal: 30.
[2] As-Samarqandi, Bahr Al-Ulum juz. 2, hal. 18 Maktabah Syamilah.
[3] https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Yes&chapter=45&verse=7.