Kita wajib yakin bahwa Wujud Allah ﷻ berbeda dengan wujud selain-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah ﷻ dalam al-Quran:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الشورى ]٤٢[: ١١).
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (QS. As-Syura [42] : 11).
Dari ayat di atas, ulama menjelaskan bahwa wujud Allah ﷻ tidak memiliki anggota tubuh, tidak butuh tempat, tidak berzaman, tidak diliputi arah yang enam; baik atas, bawah, kanan, ataupun kiri. Wujud Allah ﷻ juga tidak bisa disifati dengan diam ataupun bergerak. Beda halnya dengan wujud selain Allah ﷻ, yakni memiliki bentuk, arah, butuh tempat, dan bisa bergerak, juga diam.
Di antaranya adalah dalam kitab ‘Taqrîbul-Ba’îd Ilâ Jauharatit-Tauhîd’ (hlm. 61) dijelaskan bahwa wujud Allah ﷻ tidak bisa dipikirkan, juga tidak bisa disifati besar atau kecil, jauh ataupun dekat. Berikut redaksinya:
وَيُنَزَّهُ مَوْلَانَا عَنِ الْكَيْفِ وَعَنِ الْكِبَرِ وَالْصِّغَر وَعَنِ الْقُرْبِ وَالْبُعْدِ بِالْمَسَافَةِ.
“Allah ﷻ tidak bisa dipikirkan, juga tidak bisa disifati besar atau kecil, jauh atau pun dekat dengan jarak ”.
Baca Juga: Mengenal Sifat Wujud Allah ﷻ Lewat Dalil Akli
Wujud Allah ﷻ yang berbeda dengan makhluk itu juga ditunjukkan oleh firman Allah dalam surat al-Ikhlas:
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (الإخلاص ]١١٢[:٤).
“Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia” (QS. Al-Ikhlas [112]: 04).
Dalam menafsiri ayat tersebut, Baginda Nabi ﷺ bersabda:
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَبِيهٌ وَلَا عَدْلٌ، وَلَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.
“Allah tidak mempunyai keserupaan dan persamaan .” (HR. At-Tirmizi)
Nah, dari sini akan timbul pertanyaan, Jika memang demikian, lantas bagaimana dengan sebagian sifat Allah ﷻ yang juga berada dalam jiwa manusia? Hal ini seperti contoh sifat Hayât (hidup), Ilmu, Sama’ (mendengar), dan lain sebagainya, yang mana sifat tersebut seakan-akan mengindikasikan Allah ﷻ sama dengan makhluk.
Untuk menjawab pertanyaan ini, Syekh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi memberikan penjelasan dalam kitab ‘Kubrâ al-Yaqîniyyât al-Kauniyyât’ (hlm. 117-118) bahwa semua sifat tadi tidak bisa membuat manusia sama dengan Allah ﷻ, karena dua alasan:
Pertama, bahwa semua sifat yang sepertinya mengindikasikan Allah sama dengan manusia, seperti ilmu, Hayât, Sama’, sejatinya adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, sedangkan manusia, Allah ﷻ menghadiahkan sedikit sekali fungsi dari sifat itu, agar manusia menggunakannya sebagai media untuk melakukan kewajibannya sebagai hamba Allah ﷻ , dan agar dia bisa memanfaatkan alam sekitarnya untuk dia sendiri.
Kedua, bahwa semua sifat itu hanya sama dalam segi penamaan dan berbeda secara hakikatnya. Jika bukan karena unsur penamaan tadi, maka sifat tadi sama sekali tidak akan sama, karena jika kita hadapkan dengan sifat Allah ﷻ, maka sifat tadi tidak ada apa-apanya.
Dari sini, dapat kita pahami bahwa Allah ﷻ tetap berbeda dengan selain-Nya, dalam hal apa pun. Adapun sifat-sifat yang sepertinya mengindikasikan Allah ﷻ sama dengan manusia, maka itu hanya sama secara penamaan dan bahwa sifat itu tidak ada apa-apanya di hadapan sifat Allah ﷻ.
Fairus Ubbadi | Annajahsidogiri.id