Salafi-Wahabi selalu muncul sebagai backround yang selalu menentang amaliyah ahlusunnah wal jamaah, mereka tak henti-hentinya mencari titik cela dari mana ulama kita lemah baik menggunakan dalil yang diselewengkan atau argumen akal-akalan belaka. Polemik yang kali ini diangkat oleh Salafi-Wahabi adalah bidah Idzafiyah, bidah ini adalah Amaliah yang dalilnya bersifat mutlak namun dipraktikkan dengan cara, tempat atau waktu yang khusus (taqyidul-muthlak) disebut dengan bidah idzahfiyah. Contoh pengkhususan waktu seperti yasinan malam Jumat, pengkhususan cara seperti perayaan maulid Nabi, pengkhususan cara, waktu dan tempat seperti tradisi tahlilan. Maka Buletin Tauiyah edisi 276, di rubrik Tahqiqat kali ini ngebahas seputar bidah idzafiyah sebagai rambu hijau amaliyah tersebut boleh dilakukan, rubrik Tabyinat sebagai sarana penjelasan pemilihan nama sesuai syariat agama karena banyak kalangan kita kurang memperhatikan nama buah hati, memilihkan dari kosa kata yang beraneka ragam bahkan lebih mementingkan aspek enak didengar. Padahal nama memiliki peran penting di akhirat nantinya, rubrik Tanbihat kami paparkan mengenal wujud Allah melalui dalil akli karena dalil akli juga berguna mengenalkan kita kepada dzat yang menciptakan, tapi dalil yang bagaimana yang bisa dijadikan rujukan, untuk mempermudah kami tulis dalam rangka memudahkan pembaca memahaminya. Bagian penutup kami sajikan rubrik Tatbiqat penjelasan dalil silaturrahmi sebagai penguat keimanan kita guna melestarikan sunah nabi yang satu ini sebab sebagian kita sudah tidak mementingkan amaliyah ini lebih-lebih telah memutusnya dari kehidupan kita. Selamat membaca.!
Link Download PDF: Download Buletin Tauiyah 276