Sudah jamak diketahui oleh orang Islam, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ adalah Rasul yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis). Namun, hal ini menjadi ironis ketika para pembenci Islam menjadikan sifat ummi Nabi ini sebagai celah yang dapat menurunkan derajat kenabian. Kata mereka, tidak pantas bagi seorang Nabi yang menjadi panutan umat manusia, malah tidak dapat membaca dan menulis. Berikut hasil wawancara Ismail dari Buletin Tauiyah kepada Ust. Dairobi Naji selaku Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Ajung, Jember.
Sebenarnya apa definisi sifat ummi?
Allah berfirman dalam surah al-A’raf ayat 157:
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ…
“Orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi…” (QS. al-A’raf [7]; 157)
Ayat barusan, memberi pemahaman bahwa kita harus memercayai bahwa Rasul itu ummi. Sedangkan tentang penafsiran dari ummi itu sendiri, mayoritas ulama mengatakan bahwa maksud dari ummi adalah tidak bisa membaca dan menulis secara mutlak. Terbukti ketika terjadi peristiwa Sulhul-Hudaibiyah (Perjanjian damai Hudaibiyah), antara Nabi Muhammad ﷺ dan Suhail bin Amr dari pihak suku Quraisy Mekah. Pada saat mau memutuskan perjanjian tersebut, Nabi memerintahkan Sayidina Ali untuk menulisnya. Dalam tulisan tersebut, Sayidina Ali menulis “Ini adalah keputusan Muhammad Rasulullah”.
Spontan Suhail tidak terima atas tulisan itu dan berkata, “Jika memang Muhammad adalah utusan Allah dan kita membenarkannya, lalu buat apa kita mencegahnya untuk masuk mekah”. Lalu Nabi menyuruh Sayidina Ali untuk menghapus kata ‘Rasulullah’, tapi Sayidina Ali menolaknya, karena Sayidina Ali yakin bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah. Nabi pun meminta ditunjukkan mana tulisan ‘Rasulullah’ itu, kemudian Nabi sendiri yang menghapusnya.
Baca juga: Ragam Makna La Ilaha Illal-Lah
Apakah Islam menganjurkan buta huruf?
Adapun apakah Islam menganjurkan buta huruf? Jawabannya tidak. Rasulullah ﷺ ditakdirkan ummi itu bukan berarti Islam tidak menyukai buta huruf, tapi hal itu karena suatu hikmah yang agung. Islam sangat menghargai terhadap tulisan. Terbukti dalam al-Qur’an ayat terpanjang adalah ayat yang menerangkan tentang tulisan, yaitu ayat dain.
Tapi kemudian kenapa Rasul tidak bisa membaca, itu karena sebuah hikmah yang besar. Rasul sangat menganjurkan para shahabat untuk menulis. Rasulullah ﷺ mempunyai belasan sekretaris. Setiap kali turun wahyu, Rasul menyuruh mereka untuk menulisnya.
Dalam perang Badar, kebijakan Rasul bagi tawanan yang tidak bisa membayar tebusan adalah mengajarkan ilmu baca dan tulis. Ulama-ulama banyak karyanya, apa yang tidak mereka tulis? Itu semua karena kecintaan Islam kepada tulisan.