Mau e-book Buletin Tauiyah? Klink
Hikmah sifat ummi bagi Nabi?
Salah satu sifat wajib Rasul adalah sifat fathanah, yakni ketajaman dan kecerdasan berpikir. Lalu muncul sebuah pertanyaan, bagaimana bisa seorang Nabi yang bersifat fathanah tapi tidak bisa membaca dan menulis? Sebenarnya hal ini sudah dijawab oleh para ulama Mutakallimin. Bahwa sifat fathanah dan kemampuan baca dan tulis adalah dua hal yang berbeda.
Jadi, orang cerdas boleh jadi ia tidak bisa membaca dan menulis. Bahkan, jika kita menelisik sejarah orang-orang Arab, ketidakbisaan membaca dan menulis merupakan kelebihan tersendiri bagi mereka, dari segi kekuatan memori. Sudah lumrah dalam sejarah, jarang orang Arab ditemukan bisa membaca dan menulis.
Bangsa Arab secara umum, dan Nabi secara khusus, adalah bangsa yang ummi. Setidaknya ada dua hikmah dari hal tersebut.
Pertama, dengan sifat itu mereka mempunyai daya hafal yang sangat kuat. Al-Qur’an sejak dulu itu sudah mereka hafalkan. Meskipun orang Arab tidak bisa membaca dan menulis, tapi mereka memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang mampu membaca dan menulis. Dari sisi kemampuan untuk melakukan dhabid, berupa menghafal, mengingat dan seterusnya.
Kedua, untuk membuktikan bahwa Rasulullah ﷺ mendapatkan ajaran Islam bukanlah hasil dari belajar. Hikmah yang kedua ini secara tidak langsung membantah tuduhan kaum orientalis yang mengatakan bahwa al-Qur’an adalah karangan Nabi Muhammad ﷺ. Bagaimana mungkin Nabi Muhammad ﷺ mau mengarang al-Qur’an, sedangkan beliau sendiri tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis?
Ismail | Annajahsidogiri.id