لَوْ كَانَ رَفْضاً حُبُّ أَلِ النَّبِيْ # فَلْيَشْهَدِ الثَّقَلاَنِ أَنَّنِيْ رَافِضِيْ
“Andai cinta pada keluarga nabi di sebut rafidi, maka saksikanlah wahai manusia dan jin, bahwa aku adalah rafidhi.”
Imam asy-Syafii
Dari syair tersebut, Imam Syafi’i memberikan perumpamaan bahwa, cinta ahlulbait adalah suatu keutamaan dan suatu prioritas bagi seluruh umat Islam. Akan tetapi, cinta alulbait yang Imam Syafi’i maksud bukan lah seperti cintanya orang Syiah. Mereka terkadang berlabihan dalam mengartikan cinta, dan tak jarang mereka sampai mengkultuskan Sayyidina Ali t dan keturunannya. Karena cintanya orang Syiah yang berlebihan itu, tak jarang orang Syiah melahirkan ideologi-ideologi yang cukup extreme, sehingga hal itu menjadikan ideologi Syiah sangat berbeda dengan ideologi Ahlusunah wal Jamaah. Sebagian letak perbedaan Ahlusunah wal Jamaah dengan Syiah adalah tentang al-Quran.
Al-Quran Menurut Ahlusunah
Dalam pandangan Ahlusunah wal Jamaah, al-Quran adalah kitab suci umat Islam, yang menjadi acuan paling utama dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan mereka baik dalam masalah dunia maupun akhirat. Al-Quran juga dijadikan sebagai pedoman utama. Karenanya, al-Quran selalu dibaca, dipelajari dan juga diamalkan. Sehingga, ajaran al-Quran benar-benar melekat dibenak masyarkat muslim. Baik arti (maknan) maupun redaksinya (mabnan) maka al-Quran yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad yang selanjutnya beliau sampaikan kepada para sahabat memang benar-benar terpelihara orisinalitasnya. Sebab upaya penjagaan yang luar biasa dari para sahabat.
Baca Juga: Mengenal Kesesatan Imamah Syiah
Selain penjagaan intensif yang dilakukan oleh umat Islam, al-Quran ditegaskan mendapat jaminian penjagaan langsung dari Allah. Dalam al-Quran ditegaskan dalam al-Quran surat al-Hijr ayat sembilan:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya.”
Demikian adalah keyakinan yang selalu menjadi pedoman Ahlusunah wal Jamaah. Al-Quran yang kita baca hari ini, persis dengan apa yang Rasulullah baca, sejak genarasi awal umat Islam, tidak terjadi penambahan, pengurangan ataupun distrosi sedikitpun dalam al-Quran.
Al-Quran Menurut Syiah
Orang Syiah beranggapan bahwa al-Quran tak lagi orisinal, dan telah mengalami perubahan. Menurut mereka, al-Quran yang benar adalah yang disimpan oleh Sayidina Ali. Mereka beranggapan bahwa, Sayidina Ali pernah memperlihatkan al-Quran yang asli hanya sekali saja setelah itu beliau menyembunyikannya. Sebalum wafat, beliau sempat menyerahkan mushaf itu ke Sayidina Hasan. Oleh Sayidina Hasan kemudian mushaf itu diberikan kepada Sayidina Husain, demikian seterusnya hingga anak-cucu beliau dan sampai ke tangan Imam Mahdi yang kemudian menghilang.
Syiah juga menyatakan bahwa mereka sedang menanti munculnya mushaf yang asli, yang ukurannya lebih besar tiga kali lipat dari al-Quran kaum pada umumnya. Mereka berkeyakinan bahwa kelak, Imam mahdi akan muncul dari persembunyannya dan akan membawa al-Quran yang isinya meliputi kitab suci para nabi, dari nabi Adam hingga Nabi Muhammad.
Moh. Muhith | Annajahsidogiri.id