Dewasa ini perdebatan tentang nasab para habaib sedang ramai-ramainya diperbincangkan. Hal itu bermula dari statement beberapa oknum yang menyatakan bahwa keturunan Nabi Muhammad sudah tidak ada satupun yang masih tersisa pada zaman ini. Tentunya tuduhan miring semacam itu sangat menyakiti hati para habaib, terutama yang ada di Indonesia. Sebagai Ahlusunah, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga perasaan mereka, karena Nabi Muhammad telah berpesan untuk tidak menyakiti para keturunannya.
Mengenai sikap kita kepada mereka, ada beberapa kewajiban yang harus kita laksanakan. Di antaranya:
Mencintai Ahlu Bait
Allah Swt berfirman:
﴾ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ﴿ الشورى: 23
“Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”
Imam Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi di dalam kitabnya al-Jāmi‘ li Aḥkāmil-Qur’an juz.16 hlm.21 mencantumkan satu riwayat dari sahabat Abdullah bin Abbas yang menerangkan maksud hak kerabat di dalam ayat di atas:
وَفِي رِوَايَةِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ لَمَّا انْزَلَّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ﴿ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى ﴾ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ نَوَّدُهُمْ؟ قَالَ عَلِيٌّ وَفَاطِمَةُ وَأَبْنَاءُهُمَا))
“Di dalam riwayat Sa‘id bin Jubair dari Ibnu Abbas disebutkan, bahwa ketika Allah Swt menurunkan ayat, “Katakanlah: “Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”, para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka yang harus kita cintai?”. Rasulullah menjawab: “Ali, Fathimah, beserta keturunannya”.
Tidak Menyakiti Mereka
Al-Habib Zainal Abidin Ba‘alawi memaparkan di dalam kitabnya al-Ajwibah al-Ghāliyah fī ‘Aqīdatil-Firqah an-Nājiyah (hlm. 172):
“Ketahuilah bahwa ada banyak dampak di dalam menyakiti para habaib, yang telah tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadis. Seorang muslim sebaiknya berhati-hati agar tidak menyakiti mereka, karena hal itu membahayakan agama dan akhiratnya. Sebab, menyakiti mereka sama halnya dengan menyakiti Nabi Muhammad.”
Meyakini Bahwa Keturunan Nabi Muhammad akan Terus Ada Hingga Hari Kiamat
Mengenai hal ini, Imam at-Tirmidzi meriwayatkan hadis dalam kitab sunannya no. 3788 sebagai berikut:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ -كُوفِيُّ- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَالْأَعْمَشُ عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي أَحَدُهُمَا أَعْظَمُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ فَانْظُرُوا كَيْفَ تَخْلُفُونِي فِيهِمَا
“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Munzir Al-Kufi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudail telah menceritakan kepada kami Al-A’masy dari ‘Athiyah dari Abu Said Al-A’masy dari Habib bin Abu Tsabit dari Zaid bin Arqam keduanya berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang sekiranya kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, salah satu dari keduanya itu lebih agung dari yang lain, yaitu kitabullah, adalah tali yang Allah bentangkan dari langit ke bumi, dan keturunanku dari ahli baitku, dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga, oleh karena itu perhatikanlah, apa yang kalian perbuat terhadap keduanya sesudahku.”
Syekh Dr. Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Sa‘id bin Abdullah Ba‘athiyah Ad-Dau‘ani, Rektor Universitas Imam Syafii Yaman, di dalam kitabnya Mūjazul-Kalām Syarḥu Manzūmati ‘Aqīdatil-‘Awām (hlm. 161) menjelaskan maksud dari hadis ini sebagai berikut:
وَمِنْ هُنَا يَظْهَرُ اَنَّ الْمُكَلَّفَ يَجِبُ اَنْ يَعْتَقِدَ اعْتِقَادًا جَازِمًا بِاَنَّ اهْلَ الْبَيْتِ مَوْجُودٌ اِلَى اَنْ يَرِثَ اللَّهُ الارْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا حَيْثُ دَلَّ عَلَى ذَلِكَ قَوْلُهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ : (( لَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ )) اَيْ الْقُرْأَنُ وَاَهْلُ الْبَيْتِ
“Dari sini kita tahu bahwa wajib bagi orang mukallaf untuk meyakini bahwa ahlu bait itu akan terus ada hingga Allah mewarisi bumi dan yang ada di atasnya (Hari Kiamat). Hal itu ditunjukkan oleh sabda Nabi Muhammad: “keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang menemuiku di telaga.“
Sebenarnya masih banyak lagi hak-hak mereka yang wajib kita tunaikan. Namun, penulis cukupkan pada tiga point di atas, karena pada zaman ini habaib banyak dilecehkan, dicaci maki serta diragu-ragukan nasabnya. Oleh karena itu, mari kita hormati mereka. Kita jaga mereka. Mungkin sebab itu, kelak kita bisa mendapatkan syafaat datuk mereka, Nabi Muhammad saw. Amīn yā Rabbal-‘Ālamīn.
Mohammad Ishaqi al-Ayyubi | Annajahsidogiri.id