Saat Annajahsidogiri.id memposting beberapa tulisan seputar Syiah, entah kenapa publik heboh dengan isu Syiah dan Ahmadiyah. Hal ini dilatarbelakangi oleh pernyataan menteri agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas. Secara garis besar, Gus Yaqut ingin mengutarakan maksudnya untuk melindungi kewarganegaraan rakyat Indonesia yang berideologi Syiah atau Ahmadiyah.
Melindungi Paham Syiah dan Ahmadiyah, Benarkah?
Bila wacana Gus Yaqut berujung untuk mengabsahkan paham Syiah dan Ahmadiyah, tentu tidak bisa dibenarkan. Sejak dahulu, Syekh Musthafa al-Ghalayayni dalam ‘Izhatun-Nâsyi’în sudah mewanti-wanti agar tidak lalai dalam bersikap, bila suatu-waktu ada akidah yang menyimpang. Beliau mengatakan:
السُّكُوْتُ عِنْدَ أَوَّلِ الفَسَادِ يَعْرُوْ مَا تَعْتَنْقِهُ مِنَ العَقَائِدِ، دَاعٍ لِسَرَيَانِ الفَسَادِ إِلَى سَائِرِهِ
“Mendiamkan awal kerusakan yang berkaitan dengan akidah, akan mengundang kerusakan-kerusakan yang lain,”
tulis Syekh Mushthafa al-Ghalayayni, dalam kitab ‘Idzâtun-Naâsyi’în.
Dalam tulisan singkat ini, kami tidak akan membeberkan lebih panjang mengenai penyimpangan akidah yang diusung Ahmadiyah dan Syiah. Yang jelas, akidah keduanya keliru. Ini tidak bisa tinggal diam. Bila tidak, maka bukan urusan ideologi saja yang hancur, tetapi nyerembet kepada hal lain, khususnya bersangkutan dengan keutuhan NKRI.
Syekh Hasyim Asy’ari dalam Muqaddimah Qanun Asasi mengutip hadis nabi yang secara garis besar melarang kita berdiam diri, bila ada kelompok yang menghina sahabat Nabi. Beliau mengatakan:
وَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ لِتَنْقَمِعَ الْبِدَعُ عَنْ اَهْلِ اْلمَدَرِوَالْحَجَرِ. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “اِذَا ظَهَرَتِ الْفِتَنُ اَوِالْبِدَعُ وسُبَّ اَصْحَابِيْ فَلْيُظْهِرِالْعَالِمُ عِلْمَهُ فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
“Sampaikan secara terang apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bidah terberantas dari semua orang. Rasulullah bersabda: ‘Apabila fitnah dan bidah muncul dan sahabat-sahabatku dicaci-maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, malaikat dan semua orang’.”
Lebih dari itu, Syekh Hasim Asy’ari juga melarang untuk mengikuti fikih ala Syiah, yakni fikih Zaidiyah dan fikih Ja’fari. Beliau mengatakan dalam kitab Risalah fi Taakkudil-akhdzi bi Madzahibi al-Aimmah al-Arba’ah:
وَلَيْسَ مَذْهَبٌ فِي هَذِهِ الأَزْمِنَةِ المُتَأَخِّرَةِ بِهَذِهِ الصِّفَةِ إِلَّا المَذَاهِبُ الأَرْبَعَةُ، اللَّهُمَّ إِلَّا مَذْهَبَ الإِمَامِيَّةِ وَالزَّيْدِيَّةِ وَهُمْ أَهْلُ البِدْعَةِ لَا يَجُوْزُ الاِعْتِمَادُ عَلَى أَقَاوِيْلِهِمْ
“Bukanlah yang disebut mazhab pada masa-masa sekarang ini dengan sifat yang demikian itu kecuali mazhab 4. Selain dari pada itu, seperti mazhab Syiah Imamiyah dan Syiah Zaidiyah, mereka adalah ahli bidah yang tidak boleh berpegang kepada pandangan-pandangan mereka.”
Hanya Melindungi Kewarganegaraannya
Bila yang dikehendaki ialah melindungi sebatas kewarganegaraan saja, tentu bukan hanya Ahmadiyah dan Syiah saja. Semua orang, wajib dijaga. Hatta maling sekali pun, tidak boleh main hakim sendiri, alias dilindungi jiwanya. Namun, bukan berarti kita membiarkan aksi pencuriannya.
Orang radikal pun, memiliki hak sebagai warga negara. Namun, apakah kita bisa memaklumi aksi radikal mereka? Tentu tidak! Begitu pun dengan Ahmadiah dan Syiah.
Iya, memang benar, setiap orang memiliki hak bebas berkeyakinan sesuai dengan apa yang ia yakini benar. Namun, kebebasan bukan berarti tanpa batas. Kebebasan individu tidak boleh merusak kebebasan orang lain.
Mudahnya, umat Islam memiliki kebebasan meyakini sesuai keyakinan Islam. Nah, ada kelompok yang tiba-tiba ingin mengaburkan pemahaman Islam yang benar. Tentu, ini mengganggu keyakinan umat Islam, dan ini dilarang, baik secara agama maupun secara nilai kemanusiaan.
Harapan kami, Gus Yaqut tentu bisa lebih bijak menyikapi perbedaan keyakinan, tanpa menimbulkan kegaduhan. Memang benar, ada keberagaman dalam keberagamaan. Namun, bukan berarti semua sikap keagamaan bisa dibenarkan. Wabilkhusus, Ahmadiyah dan Syiah.
Muhammad ibnu Romli | Annajahsidogiri.id