Mushaf fatimah adalah mushaf atau kitab seperti Al-Qur’an, yang dalam prespektif syiah, kitab ini diturunkan oleh Allahﷻ kepada Sayidah Fatimah Az-Zahra Radiallahu ‘Anha pasca wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.
Menurut perspektif Syiah, turunnya mushaf ini disebabkan Sayidah Fatimah sangat berduka atas kepergian ayahandanya selama beberapa hari, sehingga Allah ﷻ berkenan untuk mengirimkan malaikat demi menghibur putri kesayangan Rasulullah ﷺ.
Konon, malaikat itu mengajak Sayidah Fatimah Az-Zahra berbicara, memberitahukan hal-hal yang gaib sehingga Az-Zahra merasa terhibur dengan hal itu. Akhirnya beliaupun mengabarkan semua berita itu kepada Sayidina Ali radiallahu ‘anhu.
Sayidina Ali menyuruh Fatimah untuk mendektekan kepadanya apa yang telah malaikat Jibril kabarkan kepadanya, sedangkan Sayidina Ali yang menulisnya sehingga terhimpunlah kitab yang akan menjadi pedoman.[1]
Dalam kitab al-Kafi karya al-Kullani salah satu ulama Syiah dijelaskan mengenai bentuk fisik mushaf Fatimah:
… وَانَّ عِنْدَنَا لِمُصْحَفِ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَامُ. قُلْتُ (لِلرَّاوِي): وَمَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَامُ ؟ قَالَ: مُصْحَفٌ فِيهِ مِثْلُ قُرَاءَنِكُمْ هَذَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مَا فِيهِ مِنْ قُرَاءَنِكُمْ حَرْفٌ وَاحِدٌ.
Seusungguhnya kita mempunyai mushaf Fatimah ‘alaiha as–salam. Aku bertanya kapada (rawi): ”Apa itu mushaf Fatimah alaiha as-salam? Abu Abdillah menjawab: “Mushaf Fatimah adalah mushaf yang berisi tiga kali lipat dari Al-Qur’an kalian. Di dalamnya tidak ada kesamaan satu huruf pun dengan Al-Qur’an kalian.[2]
Dalam satu riwayat, ada yang mengatakan bahwa mushaf Fatimah ini bukan didekte oleh malaikat kepada Fatimah, melainkan didekte oleh Rasulullah ﷺ kepada Fatimah dan ditulis oleh Sayidina Ali. Mengikuti riwayat ini maka Mushaf Fatimah telah ada sejak masa Rasulullah ﷺ.
Dalam riwayat lain juga dinyatakan bahwa mushaf ini diturunkan langsung oleh Allah ﷻ kepada Sayidah Fatimah tanpa melalui perantara apapun, baik dari para malaikat, para Rasul. Bahkan mushaf ini tanpa sedikitpun ditulis oleh Sayidina Ali sebagaimana disebutkan dalam kitab Bihar al-Anwar Syeikh Muhammad bin Hasan.
عَبْدُ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ مُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ الْوِشَاءِ عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) قَالَ: مُصْحَفُ فَاطِمَةَ (عَلَيْهَا السَّلَامُ) مَا فِيهِ شَئٌّ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَإِنَّمَا هُوَ شَئٌّ اُلْقِيَ عَلَيْهَا بَعْدَ مَوْتِ أَبِيهَا صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهَا
“Abdullah bin Jaafar, dari Musa bin Jaafar, dari Al-Washa, dari Abu Hamzah, dari Abu Abdullah (saw), mengatakan: Mushaf Fatimah tidak mengandung apapun dari al-Quran, akan tetapi Mushaf ini adalah sesuatu yang disampaikan kepada beliau (Sayyidina Fatimah az-Zahra) sepeninggal ayahnya .”
Dalam kepercayaan Syiah, Mushaf ini terus ditransmisikan oleh para imam Syiah secara berkesenambungan, dari generasi ke generasi. Setelah Fatimah Az-Zahra wafat, mushaf berpindah tangan kepada Imam Ali kemudian Imam Hasan, Imam Husain hingga pada akhirnya berada di tangan Imam al-Mahdi al-Muntadzar.
Lukman Hakim | AnnajahSidogiri.id
[1] Al-kulaini, Al kafi, juz 1 hal. 240;
[2] Al-kulaini, AL-Kafi, juz 1 hlm 239.