Doktrin yang paling mencolok dari sekte Syiah adalah imamah. Imamah merupakan konsep kepemimpinan Syiah yang tugasnya bukan urusan dunia saja, akan tetapi mencakup urusan akhirat juga. Konsep kepemimpinan Syiah sendiri merupakan teori yang bersifat harga mati, oleh karena itu ada baiknya jika pada kesempatan kali ini, penulis akan sedikit membahas konsep ajaran Imamah ala Syiah.
Baca Juga: Bagi Syiah, Taqiyah Rukun Agama
Sebelum jauh ke jantung pembahasan, kita harus mengetahui mengenai definisi Imamah Syiah itu sendiri sebagaimana yang dikutip oleh Syiah kontemporer yakni Muhammad Husain Ali Kasyif al-Ghithah, dalam kitabnya yang bertajuk Ashl asy-Syi’ah Wa Ushuliha: “Yang dimaksud mereka (Syiah Imamiyah) dengan pengertian Imamah adalah suatu jabatan Ilahi. Allah yang memilih berdasarkan pengetahuan-Nya yang azali menyangkut hamba-hamba-Nya, sebagaimana dia memilih nabi. Dia memerintahkan kepada nabi untuk menunjukkan kepada umat dan memerintahkan mereka mengikuti-Nya. Mereka (Syiah Imamiyah ) percaya bahwa Allah memerintahkan nabi-Nya untuk menunjukkan Ali dengan tegas dan menjadikannya tonggak pemandu bagi manusia sesudah beliau”.
Setelah membahas mengenai definisi Imamah, barulah kita membahas mengenai kesesatan Imamah Syiah sebagaimana berikut yaitu :
1) Imamah menjadi syarat ‘rukun imam’ yang harus diyakini oleh segenap pengikutnya. Oleh sebab itu, orang yang tidak meyakini Imamah jelas dihukumi kafir, dan keimanan terhadap rukun iman menjadi batal.
2) Memposisikan Imamah sama rata dengan derajat para nabi sebagaimana penjelasan ulama Syiah kontemporer seperti Muhammad Ridha al-Mudzoffar dalam kitab Aqa’id al -Imamiyah: “Kami (Syiah Imamiyah) percaya bahwa Imamah, seperti kenabian, tidak dapat wujud kecuali dengan nash (pernyataan tegas) dari Allah melalui lisan rasul-Nya, atau lisan imam yang diangkat dengan nash apabila dia akan menyampaikan dengan nash imam yang bertugas sesudahnya. Hukum (sifatnya) ketika itu sama dengan kenabian tanpa perbedaan, karena itu, masyarakat tidak memiliki wewenang terkait siapa yang ditetapkan Allah I sebagai pemberi petunjuk dan pembimbing bagi seluruh umat, sebagaimana mereka (manusia) tidak mempunyai hak untuk menetapkan, mencalonkan atau memilihnya.
3) Para imam mempunyai maqam (derajat) yang tidak bisa dicapai oleh para malaikat dan para nabi yang di utus sebagaimana disampaikan oleh al-Khumaini dalam kitab Hukumah al-Islamiyah: “Merupakan pengetahuan yang aksiomatis bagi mazhab kita, adalah bahwa para imam kita memiliki maqam yang tidak dapat dijangkau oleh para malaikat, muqarrabin dan para nabi yang di utus sekalipun.”
Dengan ini bisa diambil kesimpulan bahwa letak kesesatan Imamah Syiah dikarenakan menjadikan Imamah sebagai rukun iman, menyamakan Imamah dengan nabi. Bahkan imam memiliki maqam (derajat) yang melebihi dari para malaikat dan para nabi.
M Nur Kholis Majid | Annajahsidogiri.id