Ada tuduhan dari kelompok Yahudi bahwa Nabi Sulaiman adalah penyihir. Kita sebagai Ahlusunah Waljamaah patut meyakini bahwa tuduhan tersebut salah fatal. Mereka (kelompok Yahudi) terpedaya oleh tipudaya setan yang mengabarkan pada manusia bahwa beliau menaklukkan manusia, jin dan angin dengan ilmu sihir. (Lihat kitab Ibnu-Katsir, juz 1, hlm. 95-96).
Baca Juga: Nabi Ibrahim bukan Pembohong
Imam Thabari memaparkan kesalah-pahaman kelompok Yahudi di dalam kitab Insan Bainas-Sihri wal-Ain wal-Jaan hlm. 95-96:
“Nabi Sulaiman mengumpulkan beberapa tulisan tentang sihir dan perdukunan yang diajarkan setan pada manusia di kala itu. Kemudian Nabi Sulaiman meletakkannya di sebuah kotak dan menguburnya di bawah singgasana hingga tak bisa diambil oleh siapa pun. Setelah beliau wafat, setan merubah bentuk dirinya menyerupai manusia. Setelah itu, setan mendatangi sekelompok Bani-Israil. Lalu berkata, “Bolehkah aku tunjukan sesuatu yang belum kalian ketahui sebelumnya.” Mereka (Bani-Israil) menjawab, “Silakan!” Setan berkata, “Galilah bawah singgasana Sulaiman.” Mereka pun menggalinya dan berhasil menemukan kumpulan tulisan itu. Ketika mereka mengeluarkannya, setan berkata, “Sungguh, Nabi Sulaiman mengendalikan manusia, setan dan angin dengan sihir itu. Taklama kemudian, kabar tersebut tersebar luas di kalangan manusia.”
Sebenarnya, uraian kelompok Yahudi tidak hanya sebatas memprioritaskan Nabi Sulaiman sebagai penyihir. Karena tolok ukur pengaitan sihir juga menyertakan kufur terhadap pelakunya. Detailnya, pernyataan Nabi Sulaiman sebagai penyihir menyatakan bahwa Nabi Sulaiman ialah orang yang kufur sebab mengerjakan spiritual ilmu sihir. (Insan Bainas-Sihri wal-Ain wal-Jaan. hlm. 95).
Mengenai kabar yang disebarkan setan (bahwa beliau adalah penyihir) setelah kewafatan beliau, terus tersebar hingga menggelapkan pikiran manusia hingga membuat para ulama tidak bisa membantahnya. Hingga pada zaman Rasulallah, Allah SWT menyirnakan kabar buruk tersebut lewat firman-Nya;
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan pada masa kerajaan Nabi Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Nabi Sulaiman itu mengerjakan sihir). Padahal Nabi Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). (Qs. Al-Baqarah; 102).
Maka, pernyataan kelompok Yahudi yang menyatakan bahwa Nabi Sulaiman penyihir tidak bisa dibenarkan sama sekali. Kita ketahui bahwa Allah menjadikan para nabi sebagai hamba-Nya yang maksum. (Syarhush-Shawi ‘Ala Jauharati-Tauhid, hlm 300).
Agus Hidayat | Annajahsidogiri.id