Pada zaman mutakhir ini, banyak orang yang tidak percaya bahwa orang yang telah meninggal mampu mendengar perkataan manusia. Sebab menurut mereka yang meyakini hal ini, ruh orang yang telah meninngal sudah lepas dari jasadnya.
Selain itu, mereka juga berpandangan bahwa orang yang sudah meninggal tentu tidak mampu berbuat sesuatu. Jangankan berbuat untuk orang lain, ketika wafat, diriya masih dimandikan dan dikafani oleh orang lain. Pendapat ini lah yang sering dikoar-koarkan oleh ulama-ulama Wahabi seperti Abdul Aziz bin Baz, al-Albani, dan Mahrus Ali.
Berangkat dari pemahaman yang dangkal ini, muncul banyak pertanyaan. Apakah mereka yang sudah meninggal masih bisa menyadari, merasakan, dan mengetahui kondisi orang yang masih hidup? Dan apakah mereka mendengar perakataan manusia?
Baca Juga: Hukum Hadiah Pahala Kepada Ahli Kubur
Tentu bisa. Berlandaskan firman Allah yang berbunyi, “Bekerjalah kamu! Maka Allah dan rasul-Nya serta orang mukmin akan melihat pekerjaan itu.” (QS. At-Taubah: 105).
Imam Ibnu Katsir berkata ketika menafsiri ayat tersebut, “Telah datang dalil-dalil bahwa amal perbuatan manusia yang hidup diketahui oleh kerabat-kerabat mereka yang sudah meninggal”.
Ada lagi sebuah cerita yang masih berkaitan dengan hal ini. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa setelah tiga hari dari kejadian perang Badar, Nabi Muhammad mendatangi jasad kafir Quraisy yang telah dibuang di sumur mati. Kemuadian Nabi menyebut beberapa nama mereka dan nama ayah mereka satu persatu dan berkata, “Apakah kalian juga telah merasakan janji Tuhanku? Karena sesungguhnya aku telah merasakan janji Tuhanku.”
Mendengar Nabi berkata demikian, lantas Sayidina Umar bertanya pada Nabi, “Ya Rasulullah, bagaimana mungkin engkau berbicara kepada jasad-jasad yang tidak memiliki ruh?” Lalu Nabi menjawab, “Demi Zat yang telah mengutusku dengan kebenaran, kalian tidak lebih mendengar dari apa yang aku katakan kepada mereka, hanya saja mereka tak mampu menjawab pertanyaanku”.
Ghazali | Annajahsidogiri.id