Sering kita lihat, ketika tetangga kita terkena musibah di Nusantara mereka mengadakan tahlilan plus bersedekah agar si mayat mendapatkan keringanan dan kemudahan di alam barzakh.
Hal ini mereka lakukan selama tujuh hari awal, hari ke 40, hari ke 100, hari ke 1000 dan haul. Kegiatan ini rata dilakukan hampir seluruh Nusantara.
Tradisi semacam ini tidak Anda temukan di luar negeri, karena ini murni dipelopori oleh Wali Songo.
Kenapa Dikecam?
Tradisi ini mungkin sering dikecam oleh saudara kita sebelah, sebab meraka tahu bahwa selain pahalanya tidak sampai ke si mayat, mereka juga berdalih bahwa tradisi itu tidak sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh guru mereka dengan berlandaskan firman al-Quran:
وأن ليس للانسان ما سعى
Artinya: ”Tidaklah bergun bagi orang kecuali apa yang iya usahakan sendiri (ibadah)” ayat ini menunjukkan bahwa apapun yang dilakukan oleh seorang jika dihadikan pada orang lain tidak akan berguna alias percuma. Adanya kritikan atau komentar seperti ini akan mengoncangkan keyakinan kita, terlebih orang awam.
Tanggapan
Syaikh Imam Ibn Hajar al-Asqalani, meyatakan dalam kitabnya al-Mathalib al-Aliyah bahwa Sayyidina Umar Berwasiat kepada keluarganya agar memberikan suguhan kepada orang bertakziyah (bersedekah). Hal ini menunjukkan bahwa sedekah setelah kematian seseorang itu tidak dicela menurut agama, buktinya khalifah Rasulullah menganjurkan hal ini, sesuai dengan hadist;
قال رسول الله عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
Kemudian menenai berpatokan ke adat, Syaikh Abdullah Muhammad bin Muflihdalam kitabnya, al-Adab al-Syar’iyah, beliau menganjurkan kita selagi tradisi tidak melenceng dari syariat maka agar menjaga terus tradisi itu.
Walhasil, tradisi sedekah menjelang kematian itu hukumnya mubah, dan bahkan dianjurkan, selagi tidak melenceng dari syariat. Komentar apapun yang mereka lontarkan selagi kita punya adat atau tradisi yang tidak melenceng dari tuntunan syariat, maka kita akan tetap teguh pendirian. Wallahu ‘Alam.
Iszul fahmi |Annajahsidogiri.id