Sejarah Valentine’s Day; Dari Kesemrawutan Sampai Metamorfosis
Tidak pernah ada yang bisa menjelaskan dengan pasti bagaimana sebenarnya sejarah awal hari Valentine. Ada banyak versi. Yang paling sering dikutip adalah cerita tentang tiga orang yang sama-sama bernama Valentinus. Meski, kata Wikipedia, tidak jelas apa kaitan sebenarnya ketiga-tiganya dengan hari Valentine. Sebab hari Valentine yang selalu diidentikkan dengan kasih sayang, tapi tiga orang tadi mati dengan tragis pada hari itu, ada yang disiksa, dipenggal, dan dieksekusi mati.
Semrawut sekali. Menurut IDN Times, yang jamak diketahui oleh orang awam seorang yang berkaitan dengan hari Valentine adalah Santo Valentino. Dia mati di tanggal 14 Februari setelah dieksekusi karena menikahkan dua anak muda yang harusnya tidak boleh dinikahkan. Mana yang benar dari cerita-cerita ini? Kalau pun benar, apa kaitannya hari Valentine dengan kisah tragis ini? Masih banyak versi cerita asal-muasal hari Valentine yang pada intinya, hari Valentine berasal dari dan sudah menjadi kebudayaan Kristen, sebagaimana disimpulkan oleh Wikipedia.
Baca Juga: Valentine’s Day, Nafsu Berkedok Cinta
Sejarah pertama kali hubungan hari Valentine dengan kasih sayang mugkin bisa kita lacak pada abad ke-14. Tetapi kesemrawutan ini belum tuntas. Wikipedia mengatakan pada waktu itu, tanggal 14 Februari diyakini sebagai hari dimana para burung mencari pasangan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam puisi sastrawan Inggris, Geoffrey Chaucer. Namun, Liputan 6 menjelaskan bahwa dalam puisi Chaucer, pada tanggal 3 Mei-lah para burung mencari pasangan, dan pada hari itu Valentine dirayakan.
Mungkin karena kesemrawutan ini, orang-orang yang merayakan hari Valentine sudah jarang membahas sejarah Valentine. Mereka lebih fokus pada cara perayaan Valentine. Awal praktik perayaan Valentine modern hanya dengan mengirimkan kartu ucapan. Kemudian berkembang. Mulai dari yang normal sampai berlebihan. Memberikan cokelat, bunga, kencan, sekadar chat WA, kado, kontak fisik “ringan”, sampai yang paling parah memberikan keperawanan sebagai pembuktian kesetiaan cinta. Na’udzubillah.
Maksiat Valentine’s Day
Mari kita fokuskan objek tulisan ini dan dengan kacamata apa tulisan ini ditulis. Tulisan ini difokuskan untuk umat Islam saja, dan kacamata yang digunakan dalam tulisan ini adalah kaca mata Islam sesuai apa yang diterangkan oleh ulama.
Kegiatan (keagamaan) apapun yang menjadi ciri khas non-muslim tidak boleh dilakukan oleh orang Islam, karena merupakan bagian dari tasyabuh (menyerupai) dengan orang kafir. Dalam hadis disebutkan:
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum itu” (HR. Imam Abu Daud)
Imam Muhammad Syamsul-Haq mengutip pendapat Ibnu Taimiyah dalam ash-Shiratu al-Mustaqim menjelaskan bahwa, level terendah hukum yang ditimbulkan dari hadis ini adalah haram. (Aunul-Ma’bud fi Syarhi Sunan Abi Daud 9/54)
Dengan ikut berpartisipasi saja hukumnya menurut ulama tidak diperbolehkan (maksiat/dosa). Apa lagi ketika kita melihat praktik peryaan hari Valentine. Hari Valentine seakan sudah menjadi momen yang pas untuk melakukan berbagai macam praktik kemaksiatan antara laki-laki dan perempuan. Orang Islam yang merayakan Valentine sudah melakukan satu kemaksiatan, ditambah dengan praktik perayaan yang diharamkan, akan menambah satuk kemaksiatan lagi.
Jadi letak permasalahan dasarnya bukan karena #ValentineBukanBudayaKita (hastag ini sering dipakai setiap perayaan Valentine) dalam artian murni bukan budaya negara kita. Tetapi masalahnya adalah Valentine merupakan budaya umat Kristiani, sebagaimana diidentifikasi oleh Wikipedia, dan cara perayaan yang memang bertentangan dengan aturan agama. Lalu mengapa ada daerah di Indonesia yang melarangnya secara massal dan tidak tertentu hanya untuk orang Islam? Pelarangan ini sebenarnya lebih bersifat sosial-normatif secara umum (para pemimpin daerah mungkin khawatir anak muda di tempatnya terjerumus dalam seks bebas, dengan Valentine’s day sebagai pintu gerbang), dan (mungkin) alasan keagamaan kepada umat Islam.
Badruttamam|AnnajahSidogiri.id