Sahabat #SerialAkidahAwam yang terhormat, kali ini kita sampai kepada pembahasan paling penting dalam ilmu tauhid. Kita telah sampai pada pembahasan wahdaniyah, di nazam yang sama, yang berbunyi:
وَقَـائِمٌ غَـنِـيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ ۞ قَـادِرٌ مُـرِيـْدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ
“Allah berdiri sendiri, Mahakaya, Maha Esa, Mahahidup, Mahakuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”
Menarik untuk disimak, ternyata pembahasan wahdaniyah merupakan topik yang paling mulia dalam ilmu tauhid. Bagaimana tidak, wong, kata tauhid sendiri berasal dari kata wahdaniyah. Imam al-Baijuri dalam Tuhfatul-Murîd (70) menjelaskan:
وَمَبْحَثُ الوَحْدَانِيَّةِ أَشْرَفُ مَبَاحِثِ هَذَا الفَنِّ وَلِذَلِكَ سُمِّيَ بِاسْمٍ مُشْتَقٍّ مِنْهَا
“Pembahasan wahdaniyah itu merupakan pembahasan paling mulia dalam pelajaran ini. Oleh karenanya, nama pelajaran ini (ilmu tauhid) diambil dari kata wahdaniyah.”
Uniknya lagi, sifat wahdaniyat merupakan sifat yang kerap kali muncul dalam al-Quran yang disertai dalil aqlî. Imam al-Ghazali dalam Iljâmul-‘Awâm (90) menyarankan untuk memberi edukasi kepada orang awam, sesuai dengan dalil aqlî yang ada di al-Quran. Tidak sampai perlu sampai membahas ilmu kalam atau filsafat secara mendalam. Cukup menggunakan dalil yang ada dalam al-Quran. Salah-satu dalil aqlî yang ada dalam al-Quran adalah dalil wahdaniyah, yakni:
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan.
(QS. al-Anbiya: 22)
Imam al-Ghazali menjelaskan dalil akal dari ayat tersebut dengan mengatakan: bila ada dua pencipta, maka rusaklah penciptaan, alias tidak ada makhuk, lantaran tidak tercipta. Realitanya, makluk ada. Berarti, pencipta itu hanya satu. Andai lebih dari satu, makhluk tidak ada. Dalam Iljâmul-Awâm diterangkan:
أنَّ اجْتِمَاعَ المُدَبرَيْنِ سَبَبُ إِفْسَادِ التَّدْبِيْرِ
“Bahwa berkumpulnya dua pengatur, penyebab kerusakan pengaturan”
Selain itu, banyak lagi ayat al-Quran perihal dalil akal tentang keesaan Allah. Imam al-Ghazali dalam Iljâmul-Awâm menyebutkan ayat-ayat berikut:
قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا
“Katakanlah (Muhammad): Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.”
(QS. al-Isra’: 42)
مَا اتَّخَذَ اللّٰهُ مِنْ وَّلَدٍ وَّمَا كَانَ مَعَهٗ مِنْ اِلٰهٍ اِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ اِلٰهٍۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ۙ
“Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”
(QS. al-Mu’minun: 91)
Sifat wahdaniyah merupakan pokok dari ilmu tauhid. Tanpa meyakini ke-wahdaniyah-an Allah, maka kajian sifat yang lain menjadi rusak. Mengingat, segala sifat Allah yang lain, tercakup dalam satu sifat ini. Pembahasan lebih lanjut, bisa merujuk ke tulisan saya, tiga tahun yang lalu yang berjudul Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam tulisan tersebut, terdapat pembahasan mengenai whadaniyah fidz-dzât, wahdaniyah fish-shifât, serta wahdaniyah fil-af’âl. Namun ringkasnya, wahdaniyah merupakan salah-satu sifat salbiyah yang memiliki arti bahwa zat, sifat, dan pekerjaan Allah tidak berbilangan. Takrif semacam ini dapat Anda jumpai dalam beberpa kitab akidah, termasuk juga dalam Jalâul-Afhâm Syarh Aqîdatul-‘Awâm (24):
الوَحْدَانِيَّةُ: وَهِيَ عَدَمُ التَّعَدُّدِ فِيْ ذَاتِهِ تعالى وَصِفَاتِهِ وَأَفْعَالِهِ
“Pengertian wahdaniyah ialah zat, sifat, dan pekerjaan Allah tidak berbilangan.”
Dengan takrif singkat ini, otamatis kita menafikan lima hal berikut ini:
- Keberadaan zat selain Allah yang memilki sifat ketuhanan
- Zat Allah terdiri dari beberapa bagian
- Ada makhluk yang memiliki sifat yang sama persis dengan Allah
- Satu jenis sifat Allah berbilangan, seperti dua qudrah
- Selain Allah memiliki pekerjaan yang terlepas dari pekerjaan Allah
Semoga tulisan ini bermanfaat, dan kita ditakdirkan menjadi orang yang meyakini sifat wahdaniyah seutuhnya, hingga akhir hayat. Amin!
Muhammad ibnu Romli | Annajahsidogiri.id