Keramat merupakan sesuatu yang menyalahi kebiasaan manusia. Mirip seperti mukjizat para nabi. Hanya saja, keramat terjadi kepada para wali Allah.
Sekelumit gambaran keramat, contohnya seperti melipat bumi, berpindah dari satu tempat ketempat yang jauh hanya dengan durasi selangkah atau beberapa langkahan, jalan atas air dan bebicara dengan hewan.
Baca Juga: Rahasia Mukasyafah Para Wali
Namun, yang membedakan antara keramat dengan mukjizat adalah keramat muncul tanpa ada pengakuan sebagai nabi. Sebab, keramat itu hanya suatu bentuk kemuliaan dari Allah kepada kekasih-Nya dan memperlihatkan atas kekuasaa-Nya.
Keramat para wali itu hanya untuk mengajak orang lain pada kebenaran, serta meneruskan dakwah nabi yang menjelaskan tata krama agar selalu muhafadzah terhadap sunnah-Nya, hal ini sebagaimana yang tertera dalam kitab Alfazus-Sufiyah wa Ma’aniha (hal. 267)
ذَلِكَ تَأْيِيْدٌ لِدَعْوَةِ النَبِي وإِظْهَارٌ لِصِدْقِ الرِسَالَة
“Keramat itu untuk menguatkan dakwah nabi dan menjelaskan kebenaran kerasulannya.”
Baca Juga: Wali Allah Bukan Orang Sembarangan
Keramat juga telah tertera dalam al-Quran. Ini tertuang jelas dalam kisah luar biasa yang terjadi kepada Sayyidah Maryam, yang berbunyi:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَٰمَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
(Ali Imran[3]:37)
Baca Juga: Modus Aliran Kebatinan
Sayyidah Maryam bukanlah nabi, tetapi mengalami sesuatu yang luar biasa (khariqul-adah). Seperti inilah yang dinamakan keramat.
Keramat juga banyak terjadi pada para sahabat, seperti yang terjadi pada Usaid bin Hudhair dan lelaki dari golongan Anshar, ketika keduanya keluar meninggalkan Rasulullah pada malam yang gelap gulita. Tangannya terdapat bambu, lalu salah-satu dari bambunya bersinar. Keduanya, terus berjalan dengan sinar yang ada pada bambu itu, lalu ketika keduanya berpisah bambu yang satunya bersinar, hingga bersinarlah kedua bambu karena keistimewaan daripada dua waliyullah. (Shahih Bukhari : 3/1384).
Adanya keramat merupakan pemberian dan rahmat dari Tuhan, yang tidak bisa tercapai dengan banyaknya taat, dan ibadah. Keramat merupakan anugerah yang Allah berikan pada seorang yang dikehendakinya kutipan kitab (Nazariyatul-Ittishal inda as-Sufiyah: 206-207)
Ibnu taimiyah juga mengakui kebenaran dan keberadaanya keramat pada para Wali dengan pernyataan: asal dari Ahli Sunnah yaitu membenarkan karomah pada para wali, yang merupakan sesuatu yang telah Allah tetapkan pada para kekasihnya berupa pengetahuan zahiran wa bathinan, Karomah itu : “Sesuatu yang ada pada Para Wali hingga hari kiamat.” (at-Ta’arruf li Mazhabit-Tashawwuf : 87-88)
Dengan pemaparan dalil-dalil diatas membuktikan adanya karomah para Wali, guna untuk mendukung dakwah Nabi dan menjelaskan ajarannya, juga menghindari adanya celaan pada sifat kenabian dan rasul, adanya karomah juga tidak ditinjau dari ketekunan ibadah dan keta’atan. Melainkan merupakan anugerah dan rahmat Allah pada kekasihnya.
M Fadil | Annajahsidogiri.id