Nama Wahabi sangat tidak asing bagi telinga kita, namun kita harus tahu sejarah berdirinya Wahabi yang dilumuri aliran darah umat Islam di kala itu. Menurut sejarah yang beredar, Wahabi muncul pada abad ke-18 H, yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab, seorang yang berkebangsaan Najd. Pada awal munculnya sekte ini, sudah banyak penolakan dari kalangan umat Islam kala itu, disebabkan penyimpangan ajaran tersebut. Bahkan penolakan itu datang dari ayah kandungnya dan saudaranya sendiri, yaitu Syekh Sulaiman bin Abdul Wahhab. Sampai-sampai saudaranya menulis sebuah kitab yang berjudul “ash-Shawaiq al-Ilahiyah fi ar-Raddi ‘ala Muhammad ibni Abdul Wahhab” dan kitab “Fashlul al-Khitab fi ar-Raddi ‘ala Muhammad ibni Abdul Wahhab”. Hal ini ditulis akibat penyimpangan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Dikarenakan banyak penolakan, akhirnya Muhammad bin Abdul Wahhab bergabung dengan Muhammad bin Saud, seorang penguasa (amir) di Dir’iyah. Di sana ia mendapatkan dukungan dari amir tersebut hingga penduduk di kota itu mau menerima ajaran yang dibawanya. Dengan bergabungnya kedua belah pihak saling mendapat keuntungan. mereka ingin meguasai daerah Hijaz dari kekhalifahan Turki Usmani. Dalam usaha menguasai kota tersebut dan sekitarnya, mereka melakukan aksi kekejaman, seperti pembunuhan, perampasan dll, yang tidak layak di lakukan pada umat Islam.
Baca Juga: Tahlilan (Bukan) Tradisi Hindu
Hal ini telah banyak ditulis oleh para sejarawan, bahkan sejarawan Wahabi sendiri. Salah satunya adalah saat Wahabi masuk ke kota Thaif pada tahun 1217 H (1803 M.) waktu itu kota tersebut masih dalam kekuasaan as-Syarif Ghalib, gubenur kota Makkah. Di kota itu, Wahabi melakukan pembantaian ribuan warga sipil baik itu laki, perampuan, anak-anak dan ulama. Bahkan mereka menyembelih seorang bayi yang masih dipangkuan ibunya, sampai tidak ada yang tersisa. Hai ini di jelaskan oleh Mufti Makkah saat itu, Syekh Ahmad Zaini Dahlan dalam kitabnya: Umara’ Baladil Haram. Tidak cukup di Thaif, mereka juga melakukan kekejamannya di kota Makkah dan Madinah. Hingga sampai merusak makam-makam yang berada di dua kota tersebut, seperti apa yang kita lihat sekarang.
Semoga bermanfaat.
Nurkholis Muhsin|AnnajahSidogiri.id