Sahabat #SerialAkidahAwam, mari kita lanjutkan pembahasan tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah ﷻ.
Sifat ilmu
Sifat ilmu adalah Allah ﷻ Maha Mengetahui segala hal, baik yang dzahir maupun batin. Ilmu Allah ﷻ tidak terbatas, tidak dibatasi dengan berbagai hal cacat, dan tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia. Ilmu Allah ﷻ merupakan sumber dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang menjadi fokus dari segala keyakinan dan kelangsungan alam semesta. Seandainya Allah ﷻ itu bersifat jahl (Bodoh) pasti Allah ﷻ tidak memiliki Iradat(tidak berkehendak karena bodoh), sedangkan hal itu mustahil bagi Allah ﷻ(beri refrensi).
Sifat ilmu Allah ﷻ berarti :
1- Allah ﷻ mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, yang dahulu, sekarang, maupun esok.
قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, niscaya habislah lautan itu sebelum kalimat-kalimat Tuhanku selesai (ditulis) meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS. Al-Kahf [18]:109)
2- Ilmu Allah ﷻ meliputi yang ghaib maupun yang nyata.
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak ada siapa pun di langit dan di bumi yang mengetahui sesuatuyang gaib selain Allah ﷻ. Mereka juga tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml [27]:65)
3- Ilmu Allah ﷻ sangat sempurna.
قُلْ لِّمَنْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلْ لِّلّٰهِ ۗ كَتَبَ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۗ لَيَجْمَعَنَّكُمْ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيْهِۗ اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah ﷻ.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya.239) Sungguh, Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.” (QS. Al-An‘ām [6]:12)
Sifat Jahlun
Jahlun artinya jahil atau bodoh dan tidak mengetahui suatu hal. Sebagai pencipta, Allah ﷻ tidak membutuhkan bantuan atau pertolongan pada siapapun karena Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu. Dan juga sifat Ilmu Allahﷻ memiliki ta’aluq dengan semua perkara wajib, jaiz, dan juga mustahil. Maka dari itu mustahilnya sifat jahlun memiliki memastikan kemustahilan maut, shummun, bukmun, juga umyun. Sifat ini merupakan kebalikan dari pada sifat ilmu
Allah ﷻ berfirman:
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
“Allah ﷻ adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”(QS. Ar-Rūm [30]:54)
Sifat Hayat
Sifat hayat adalah sifat Allah ﷻ yang berarti maha hidup kekal abadi dan memberi kehidupan. Sifat hayat Allah ﷻ berbeda dengan sifat maut yang berkebalikan dengannya. Sifat hayat Allah ﷻ menunjukkan bahwa Allah ﷻ hidup dengan kehendaknya sendiri, bukan karena dihidupkan. Seandainya Allah ﷻ itu Maut (Mati) pasti Allah ﷻ tidak Qudrat, Iradat dan tidak Ilmu(alasannya).
Allah ﷻ berfirman:
هُوَ الْحَيُّ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ فَادْعُوْهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ۗ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
“Dialah yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia, maka berdoalah kepada-Nya dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Segala puji bagi Allah ﷻ, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Gāfir [40]:65)
Sifat Maut
Maut artinya mati. Sifat mustahil maut berarti Allah ﷻ tidak mungkin mati atau binasa karena Dzatnya yang kekal dan abadi atas kuasanya yang sempurna. Kematian atau kebinasaan adalah ciptaan Allah ﷻ jadi mustahil baginya binasa dengan segala keagungan dan kuasanya atas segala ciptaan di alam semesta ini. Sifat maut berkebalikan dengan sifat hayat Allah ﷻ, yakni hidup kekal dengan keabadian kuasa-Nya.
Allah ﷻ berfirman:
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًۚ
“Bertawakallah kepada (Allah ﷻ) yang Maha Hidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqān [25]:58)
Dimas Aji Negara | Annajahsidogiri.id