Kristiani
Gelar yang dimiliki oleh Nabi Isa adalah Kalimatullah dan Ruhullah. Hal itu membuktikan bahwa dia adalah bagian dari Allah. Jadi wajar jika umat Kristen menyembahnya.
Muslim
Gelar kemuliaan dalam Islam sangat banyak macamnya. Bukan hanya dimiliki oleh Nabi Isa. Gelar kemuliaan tersebut disematkan pada seseorang yang memiliki keistimewaan, bahkan tempat yang istimewa pun juga pantas mempunyai gelar atau julukan yang mulia.
Tapi kendati demikian, seluruh gelar dalam dunia Islam tidak bisa dipahami secara literal. Karena, jika kita memberikan makna secara harfiah, maka akan menjadi lucu dan konyol. Misalnya, seperti masjid disebut dengan “baitullah”, yang artinya adalah “rumah Allah”. Lalu apakah masjid benar-benar tempat tinggal Allah? Jelas tidak. Istilah rumah Allah diungkapkan untuk tempat orang-orang Islam beribadah kepada Allah. Sehingga tempat itu menjadi mulia dan dijuluki dengan baitullah (rumah Allah).
Baca Juga; Allah adalah Dewa Bulan?
Ada juga salah seorang sahabat Nabi Muhammad g yang memiliki gelar saifullah (pedang Allah), beliau bernama sahabat Khalid bin al-Walid h. Lantas apakah beliau benar-benar pedang milik Allah, sehingga Allah juga ikut dalam peperangan dengan menggunakan pedang tersebut? Jelas makna semacam itu sangat ngawur.
Dalam surah an-Nisa’ ayat ke 171 sebutkan:
يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّۗ اِنَّمَا الْمَسِيْحُ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗۚ اَلْقٰهَآ اِلٰى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِّنْهُۖ فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ وَلَا تَقُوْلُوْا ثَلٰثَةٌۗ اِنْتَهُوْا خَيْرًا لَّكُمْۗ اِنَّمَا اللّٰهُ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۗ سُبْحٰنَهٗٓ اَنْ يَّكُوْنَ لَهٗ وَلَدٌۘ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًاࣖ . (النساء: 171)
Wahai Ahlulkitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam (menjalankan) agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-masih, Isa putra Maryam, hanyalah utusan Allah dan (makhluk yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga.” Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya hanya Allahlah Tuhan Yang Maha Esa. Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pelindung. (QS. An-Nisa’: 171)
Biasanya, ayat ini dijadikan dalil oleh sebagian orang Kristen untuk membenarkan bahwa Nabi Isa adalah firman atau kalimat Allah dan ruh-Nya, dengan pemaknaan secara literal. Padahal, maksud dari kalimatullah dalam ayat ini, bahwa Nabi Isa diciptakan oleh Allah dengan firman-Nya. Sama seperti makhluk yang lain. Begitu pula maksud dari ruh dari Allah dalam ayat ialah Nabi Isa diberikan ruh oleh Allah sebagaimana makhluk pada umumnya. Lantas mengapa beliau disebutkan secara khusus oleh al-Quran? Sebab Allah sedang memuliakan beliau sebagai Nabi dan Rasul yang memiliki keistimewaan lahir di dunia tanpa seorang ayah. Al-Imam al-Baghawi dalam tafsirnya menulis:
]إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ[ وَهِيَ قَوْلُهُ “كُنْ” فَكَانَ بَشَرًا مِنْ غَيْرِ أَبٍ.
Sesungguhnya Al-Masih, Isa putra Maryam, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya”, yaitu friman Allah “Kun” (Jadilah), maka jadilah dia (Isa) sebagai manusia tanpa ayah.[1]
]وَرُوحٌ مِنْهُ[ قِيلَ: هُوَ رُوحٌ كَسَائِرِ الْأَرْوَاحِ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَضَافَهُ إِلَى نَفْسِهِ تَشْرِيفًا.
“Dan ruh dari-Nya”. Dikatakan bahwa ruh ini adalah ruh seperti ruh-ruh makhluk lainnya, namun Allah mengaitkan ruh Nabi Isa kepada diri-Nya (Allah) untuk menunjukkan kemuliaannya (Nabi Isa).[2]
Keterangan ini juga diperkuat oleh al-Quran sendiri dalam surah Ali Imran ayat ke 59, sebagai berikut:
اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ. (آل عمران: 59)
Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu. (QS. Ali Imran: 59)
Baca Juga; Kalam Allah Menjadi Buku
Ada 3 poin penting yang sering dilupakan oleh umat Kristen yang menjadikan surah an-Nisa’: 171 itu sebagai dalil atas ketuhanan Nabi Isa, yaitu sebagai berikut:
- Dalam ayat tersebut justru menunjukkan bahwa Nabi Isa hanya seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain.
- Konsep Tuhan yang benar adalah Tauhid, yaitu Esa.
- Ayat tersebut juga menolak istilah 3 Tuhan. Maksudnya, tidak ada 3 esensi keilahian, yang ada hanya satu Tuhan, yaitu Allah. Bukan Tritunggal maupun Tritheos. Imam Baghawi berkata dalam tafsirnya:
]فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ[ أَيْ: وَلَا تَقُولُوا هُمْ ثَلَاثَةٌ، وَكَانَتِ النَّصَارَى تَقُولُ: أَبٌ وَابْنٌ وَرُوحٌ قُدُسٌ.
(Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “Tiga”) Yaitu, janganlah kamu mengatakan bahwa Tuhan itu tiga, karena kaum Nasrani mengatakan bahwa Tuhan itu terdiri dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus.[3]
- Fuad Abdul Wafi | Annajahsidogiri.id
[1] Al-Baghawi, Ma’alim at-Tanzil, penafsiran surah an-Nisa’: 171.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
































































