Syekh Albani, salah-satu muhadits Wahabi menjelaskan bahwa kalamullah masih terdiri dari suara dan huruf. Di dalam kitab Mukhtashar al-Uluw (7/156, 285), beliau menjelaskan:
“بِأَن اللهَ مُتَكَلِّمٌ بِصَوْتٍ وَحَرْفٍ.”
“Bahwa Allah berkata dengan suara dan berbentuk huruf.”
Perkataan ini menunjukkan bahwa Allah berbicara layaknya makhluk. Hal semacam ini sama persis dengan pemahaman kelompok Musyabbihah, yang menyamakan Allah dengan makhluk.
Baca Juga: Kenapa Menggunakan Nama “Ahlussunnah”?
Pandangan semacam ini tidak sejalur dengan Ahlusunah Waljamaah. Imam Thahawi dalam Syarh ath-Thahawiyah (25) menjelaskan:
أَنَّ نَوْعَ الْكَلَامِ قَدِيْمٌ وَاِنْ لَمْ يَكُنْ الصَوْتُ المُعَيَّنُ قَدِيْمًا, وهذَا المَأثُوْرُ عَنْ أَئِمَّةِ الْحَدِيثِ والسُنَةِ
“Sesungguhnya macam dari kalam itu qadim, meski tidak berbentuk suara tertentu, dan ini disampaikan langsung oleh Imam hadist Ahlusunnah.”
Hal ini selaras dengan pandangan Imam Abu Hanifah dalam Fiqhul-Akbar-nya. Beliau menegaskan:
وَيَتَكَلَّمُ لَا كَكَلَامُنَا, نَحْنُ نَتَكَلَّمُ بِالآلاتِ وَالحُرُوْفِ واللهُ تَعَالَى يَتَكَلَّمُ بِلَا ءالَةٍ ولَا حَرْفٍ
“Allah berkata tidak seperti perkataan kita, yang menggunakan alat bicara dan berbentuk huruf, sedangkan Allah tanpa keduanya.”
Imam Izzuddin bin Abdissalam mengatakan dalam kitab Thabaqat as-Syafi’iyah al-Kubra (8/519):
“Allah itu berfirman dengan kalam qadim yang azali, tidak berhuruf, tidak bersuara dan tak tergambar dalam kalamnya di balik kertas atau pun lembaran, dan tak kasat mata, seperti apa yang disangka Ahli Hasyawi dan Nifaq, bahkan tulisan yang dibuat oleh seorang hamba tidak bisa digambarkan tulisannya itu Qadim, maka dari itu wajib memuliakannya seperti halnya kita memuliakan pada Asma’-nya karena hal ini dalil atas dzat-Nya Allah.”
Lalu disusul dengan perkataanya yang lain :
فَوَيْلٌ لِمَنْ زَعَمَ أَنَّ كَلام َالله القَدِيْمَ شَيْئٌ مِن أَلْفَاظِ العُبَّادِ أَو رَسْمٍ مِن أَشْكَالِ المَدَادِ
“Celaka! bagi orang yang ber-perasangka, bahwa kalamullah yang qadim merupakan sesuatu dari pekerjaan hamba, atau berupa tulisan dari tinta.”
Hal ini sudah melebihi cukup menjadi penolakan kepada Albani dan komplotannya alias wahabi.
M Fadil | Annajahsidogiri.id