Kerap terjadi pada kalangan warga Nahdhiyin, perayaan maulid Nabi bertempat setiap rumah dalam satu RT. Berpindah pindah dari satu rumah ke rumah yang lain, sejak masuk bulan Rabiul Awal hingga akhir bulan. Kegiatan ini telah menjadi tradisi yang mengajar kuat terlaksana setiap tahunnya.
Baca Juga: Memahami Hukum dan Sejarah Maulid Nabi
Dalam acara Maulid Nabi, banyak hal-hal positif yang dapat menguatkan iman orang yang menghadirinya. Seperti adanya ceramah agama yang banyak menceritakan keagungan Nabi, lantunan shalawat yang menyenandungkan dengan syahdu, masyarakat kompak berpakaian bagus dan saling bersedekah. Semua itu merupakan ekspresi kegembiraan atas lahirnya panutan serta junjungan umat Islam.
Pastinya, selain gembira dengan hari kelahiran Nabi, umat Islam juga mengaharap berkah dan rahmat turun pada tempat atau rumah-rumah mereka. Karena keyakinan yang telah melekat dalam hati mereka. bahwa tuan rumah yang mengadakan acara perayaan maulid, pasti rumahnya akan penuh dengan berkah dan rahmat. Sebagaimana pernyataan Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya, Ni’matul Kubra:
النعمة الكبرى ص٧
مَا مِنْ بَيْتٍ أَوْ مَسْجِدٍ أَوْ مَحَلَّةٍ قُرِئَ فِيْهِ مَوْلِدُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا حَفَّتِ الْمَلاَئِكَةُ ذَلِكَ الْبَيْتَ أَوِ الْمَسِجْدَ أَوِ الْمَحَلَّةَوَصَلَّتِ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى أَهْلِ ذَلِكَ الْمَكَانِ وَعَمَّهُمُ اللهُ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ وَأَمَّا الْمُطَوَّقُوْنَ بِالنُّوْرِ يَعْنِيْ جِبْرَائِيْلَ وَمِيْكَائِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَعِزْرَائِيْلَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ فَإِنَّهُمْ يُصَلُّوْنَ عَلَى مَنْ كَانَ سَبَبًا لِقِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Tiada dari suatu rumah atau masjid atau perkemahan yang dibacakan Maulid Nabi, kecuali malaikat mengelilingi rumah, masjid dan kemah tersebut, dan malaikat meminta ampunan dosa terhadap penghuni tempat tersebut, dan Allah meliputi mereka dengan rahmat dan keridhaannya. Adapun malaikat yang dengan cahaya yakni Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail maka mereka meminta ampunan dosa terhadap orang-orang yang telah menyukseskan acara tersebut.”
Baca Juga: Celoteh Para Anti Maulid (1)
Dalam kitab yang sama, Imam Ibnu Hajar juga menjelaskan bahwa rumah yang dibacakan maulid akan terhindar dari marabahaya seperti wabah. Berikut redaksi lengkapnya:
النعمة الكبرى ص ٧
مَا مِنْ مُسِلِمٍ قَرَأَ فِي بَيْتِهِ مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا رَفَعَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى الْقَحْطَ وَالْوَبَاءَ وَالْحَرْقَ وَالْغَرْقَ وَاْلآفَاتِ وَالْبَلِيَّاتِ وَالْبُغْضَ وَالْحَسَدَ وَعَيْنَ السُّوْءِ وَاللُّصُوْصَ عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْبَيْتِ فَإِذَا مَاتَ هَوَّنَ اللهُ عَلَيْهِ جَوَابَ مُنْكَرٍ وَنَكِيْرٍ وَيَكُوْنُ فَي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُقْتَدِرٍ
“Tiada dari seorang muslim yang membaca Maulid Nabi di rumahnya, kecuali Allah mengangkat kemarau, wabah, kebakaran, karam, penyakit, bala, murka, dengki, mata yang jahat dan pencuri dari ahli rumah tersebut.
Jika orang tersebut meninggal dunia niscaya Allah memudahkan baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, dan akan berada posisi hamba yang benar di sisi Tuhan yang Maha Memiliki lagi Kuasa.”
Dapat kita simpulakan bahwa perayaan Maulid Nabi yang telah menjadi tradisi baik mayoritas warga Indonesia, dapat menarik bermacam-macam kebaikan dan keberkahan. Terlebih pada masa pandemi seperti saat ini, yang mana kita sangat dianjurkan diam di rumah saja.
M. Fuad Abdul Wafi|Peneliti Annajah Center Sidogiri