Terkadang ada saja yang bertanya aneh-aneh setelah mendengar nazam Aqîdatul-Awâm mengenai sifat Allah, yang berbunyi:
وَبَـعْـدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ ۞ مِنْ وَاجِـبٍ ِللهِ عِـشْرِيْنَ صِفَـهْ
“Waba’du, ketahuilah bahwa (orang mukalaf) wajib mengetahui 20 sifat yang wajib bagi Allah.”
Sifat “wajib” yang mana orang mukalaf wajib mengetahuinya dengan dalil (makrifat) itu memang berjumlah 20. Hakikatnya, sifat Allah tidak terbatas. Allah bersifatan dengan semua sifat kesempurnaan, dan suci dari segala sifat kekurangan. Imam ad-Dasuqi dalam Hasiyah ad-Dasûqi (73) menjelaskan:
وَاَمَّا مَا عَدَا العِشْرِيْنَ مِمَّا يَجِبُ لَهُ تَعَالَى فَدَلِيْلُهُ نَقْلِيٌّ فَقَدْ وَرَدَ فِي عِدَّةِ أَحَادِيْثَ مَا مَعْنَاهُ أَنَّ للهِ كَمَلَاتٍ لَا نِهَايَةَ لَهَا فَيَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نُؤْمِنَ بِهَا إِجْمَالًا بِأَنْ نَعْتَقِدَ وَنُذْعِنَ أَنَّ لَهُ تَعَالَى كَمَلَاتٍ لَا نِهَايَةَ لَهُا
“Sifat wajib selain yang 20, dalilnya menggunakan naqly (nas). Telah diterangkan dalam beberapa hadis yang artinya Allah memiliki segala sifat kesempurnaan yang tidak terbatas jumlahnya. Wajib kepada kita untuk mengimani secara global dan meyakini serta pasrah bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan yang tidak terbatas.”
Hasiyah ad-Dasûqi (73)
Untuk sifat Allah yang tidak terbatas, kita hanya wajib mengetahuinya secara global saja, alias meyakini bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan yang tidak terbatas. Tidak perlu merinci satu-persatu, lantaran akal kita terbatas, mustahil bisa mengetahui secara keseluruhan sifat Allah yang tidak terbatas.
Dalam Khulâshatul-Kalâm Syarah ‘Aqîdatul-Awâm (9) terdapat keterangan bahwa orang mukalaf wajib mengetahui 20 sifat “wajib” Allah secara terperinci. Namun, harus juga meyakini bahwa Allah memiliki sifat kesempurnaan yang tidak terbatas.
يَجِبُ وُجُوْباً عَيْنِيًّا مَعْرِفَةُ العِشْرِيْنَ الصِّفَةُ الوَاجِبَةُ لِلَّهِ تَعَالَى عَلَى التَّفْصِيْلِ مَعَ اعْتِقَادٍ أَنَّ لِلَّهِ تَعَالَى صِفَاتِ كَمَالٍ لَا تَتَنَاهَى
“Wajib ‘ain (kepada orang mukalaf) untuk mengetahui (makrifat) 20 sifat “wajib” Allah secara terperinci, serta berkeyakinan bahwa Allah memiliki sifat sempurna yang tidak terbatas”
Khulâshatul-Kalâm Syarah ‘Aqîdatul-Awâm (9)
Alhasil, sifat Allah meninjau dari cara kita mengimani, terbagi menjadi dua. Keterangan semacam ini bisa kita dapatkan dalam Khulâshatul-Kalâm Syarah ‘Aqîdatul-Awâm (9):
الأَوَّلُ: قِسْمٌ تَجِبُ مَعْرِفَتُهُ وَالْإِيْمَانُ بِهِ إِجْمَالاً لمِاَ قَامَ مِنَ الأَدِلَّةِ النَقْلِيَّةِ وَالعَقْلِيَّةِ عَلَى ذَلِكَ إِجْمَالاً وَهُوَ جَمِيْعُ الكَمَالَاتِ فِي نَظَرِ العَقْلِ مِثْلُ العَدْلِ وَاْلحُبِّ وَاْلرَّحْمَةِ وَالاِنْتِقَامِ والمَغْفِرَةِ وَالحِكْمَةِ .
وَالثَّانِي: قِسْمٌ تَجِبُ مَعْرِفَتُهُ وَاْلإِيْمَانُ بِهِ تَفْصِيْلاً لمِاَ قَامَ مِنَ الأَدِلَّةِ النَّقْلِيَّةِ وَالعَقْلِيَّةِ عَلَى ذَلِكَ بِهِ تَفْصِيْلاً وَهِيَ عِشْرُوْنَ صِفَةً
“Pertama, sifat yang kita wajib mengetahui secara global saja, karena ada dalil baik ‘aqly atau pun naqly yang menunjukkan sifat tersebut secara ijmaly. Sifat itu ialah: semua sifat kesempurnaan secara akal. Semisal, sifat adil, cinta, rahmat, pembalas, pemaaf, dan hikmah.
Kedua, sifat yang kita wajib mengetahui secara terperinci, apabila ada dalil baik ‘aqly atau pun naqly yang menunjukkan sifat tersebut secara tafsily. Sifat itu ialah: 20 sifat (wajib Allah)”
Khulâshatul-Kalâm Syarah ‘Aqîdatul-Awâm (9)
Muhammad ibnu Romli | Annajahsidogiri.id