“Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan Ahli Kitab terpecah belah menjadi 72 golongan. Sedangkan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan. 72 golongan akan masuk neraka dan satu golongan akan masuk surga, yaitu golongan al-Jamaah.”
(HR. Abu Dawud)
Menengok pada hadis di atas, setidaknya memberi penjelasan bahwa suatu saat umat Islam terpecah-belah menjadi 73 golongan. Satu golongan selamat masuk surga dan sisanya masuk neraka. Hadis tersebut juga menjelaskan bahwa satu-satunya golongan nanti yang akan selamat (firqah an-najiah) dan selanjutnya masuk surga adalah Ahlusunah wal Jamaah.
Baca Juga: Mainstream al-Jamaah sebagai al-Firqah an-Najiah
Mengenai satu golongan yang selamat tersebut, Imam al-Lalakai dalam kitab Syarhul-Ushul Itiqad Ahlusunah wal-Jamaah, mengutip perkataan Ibnu Abbas yang artinya, “Ibnu Abbas berkata ketika menafsiri firman Allah ‘Pada hari yang waktu itu ada muka yang putih berseri dan ada pula muka yang hitam muram,’ (QS. al-Imran:106). ‘Adapun orang-orang yang wajahnya putih berseri adalah pengikut Ahlusunah wal Jamaah. Sedangkan orang-orang yang wajahnya hitam muram adalah pengikut bidah dan kesesatan.’’
Lalu, Sayid Abdullah bin Alwi al-Hadad, juru bicara dari marga Alawi juga mengungkapkan, “Mereka (golongan yang selamat) adalah golongan yang dikenal antar semua aliran-aliran Islam dengan nama Ahlusunah wal Jamaah.” Begitulah ungkap beliau.
Sampai sini kiranya sudah cukup untuk sekadar menjelaskan bahwa kelompok yang kelak akan selamat dengan wajah putih berseri-seri adalah mereka yang berada dalam ajaran Ahlusunah wal Jamaah. Namun kini pertanyaannya dari 73 golongan yang terpecah belah, golongan manakah yang disebut sebagai golongan Ahlusunah wal Jamaah?
Dalam catatan sejarah, dari 73 golongan yang terpecah-belah hanya dua golongan yang mengatasnamakan dirinya sebagai golongan Ahlusunah wal Jamaah. Sedangkan yang lain seperti kelompok Syiah, Khawarij, Muktazilah, Zaidiyah serta kelompok-kelompok sempalan lain tidak mau menyebut dirinya sebagai Ahlusunah wal-Jamaah. Dua golongan itu yang pertama adalah golongan Ahlusunah yang dimotori oleh Imam al-Asyari dan Imam al-Maturidi. Sedangkan yang ke dua yaitu golongan Ahlusunah yang dimotori oleh Muhammad bin Abdul Wahhab dengan mengikuti paradigma pemikiran Ibnu Taimiyah. Kedua kelompok inilah yang tetap berpegang teguh menamakan dirinya sebagai golongan Ahlusunah wal Jamaah.
Baca Juga: Hakikat Ahlussunnah wal Jamaah
Setelah pengkrucutan di atas, muncul lagi pertanyaan yang selanjutnya akan menjadi final. Yaitu, manakah di antara dua kelompok tersebut yang memang benar-benar pantas untuk menerima predikat Ahlusunah wal Jamaah? KH. Muhammad Hasyim Asyari dalam kitabnya, Risalah Ahlusunah wal Jamaah, menjawab dengan mengutip pernyataan Imam asy-Syanawani, “Mereka (golongan Ahlusunah wal Jamaah) adalah Abu al-Hasan al-Asyari serta pengikut-pengikutnya yang merupakan Ahlusunah dan pemimpin para ulama. Sebab Allah menjadikan mereka sebagai hujah atas makhluk-Nya dan hanya mereka yang menjadi rujukan kaum Muslim dalam urusan agama. Merekalah yang dimaksud oleh Nabi dalam sabdanya, ‘Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku atas kesesatan’.’’
Lalu, Sayid Abdullah bin Alwi al-Hadad yang bergelar sebagai juru bicara marga Alawi memperdalam pernyataan di atas dalam kitabnya, Risalahtul-Muawanah, halaman ke 67-68, “Beliau (Imam Abu Hasan al-Asyari) telah menyusun kaidah-kaidah akidah Ahlul-haq dan menulis dalil-dalilnya. Akidah tersebut merupakan akidah yang disepakati oleh para shahabat dan generasi-generasi sesudahnya dari kaum terbaik tabiin. Akidah itu juga diikuti oleh mayoritas ahli Tasawuf sebagaimana yang diceritakan oleh Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam mukaddimah kitabnya, ‘Akidah yang disusun oleh Imam Asyari merupakan akidah kami dan akidah para pendahulu kami sejak Rasulullah hingga hari ini. Sedangkan golongan Maturidiyah sama dengan Asyairah dalam semua hal yang telah disebutkan’.’’
Imam az-Zabidi turut menambahkan, “Apabila istilah Ahlusunah wal Jamaah disebutkan maka yang dimaksud adalah pengikut Imam Asyari dan Imam Maturidi.” Intinya, Ahlusunah yang dikehendaki oleh Nabi dalam banyak riwayat hadis adalah mereka para pengikut golongan Asyairah dan Maturidiyah yang ajarannya lurus mengikuti al-Quran dan hadis.
Ghazali | Annajahsidogiri.id