Telah tercatat dalam sejarah, bahwa di antara tokoh yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam ialah Abu Thalib. Beliau memiliki nama asli Abu Manaf bin Abdul Muthalib, salah satu tokoh besar dari Bani Hasyim yang disegani oleh kaum Quraisy. Beliau juga merupakan paman Nabi Muhammad yang paling membela Rasulullah.
Sepeninggal ayahnya yang bernama Abdul Mutthalib (kakek Nabi), Nabi Muhammad diasuh oleh Abu Thalib Bersama istrinya, Fatimah binti Asad. Abu Thalib mengurus serta membesarkan Rasulullah dengan penuh kasih sayang. Bahkan Abu Thalib dengan setia serta begitu gigih membela Rasulullah dan menjauhkannya dari ancaman kaum kafir Quraisy. Beliau juga turut membantu Rasulullah dalam menyebarkan agama tauhid. Kendati demikian, belum diketahui secara pasti tentang status keagamaan Abu Thalib. ulama berbeda pendapat Mengenai status keimanan Abu Thalib. Ada yang berpendapat Abu Thalib wafat dalam keadaan tidak beriman karena sampai detik terakhir ajalnya tidak mengucapkan kalimat syahadat.
Menrurut pendapat ini, Abu Thalib tetap berpegang pada agama Abdul Mutthalib. Akan tetapi Keengganan Abu Thalib mengucapkan dua kalimat syahadat itu bukan karena keingkarannya. Bahkan Ayah Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini mengakui kenabian Rasulullah SAW melalui syairnya berikut ini:
وَلَقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ دِيْنَ مُحَمَّدٍ# مِنْ خَيْرِ أَدْيَانِ الْبَرِيَةِ دِيْناً
“Aku yakin bahwa agama Muhammad adalah agama terbaik umat manusia yang pernah ada.”
Pendapat yang mengatakan bahwa Abu Thalib wafat dalam keadaan tidak beriman ini mendasarkan pandangannya pada literal hadits-hadist berikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ
Artinya, “Dari Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah Abu Thalib, ia memakai dua sandal neraka yang cukup mendidihkan otaknya,’” (HR Muslim).
Dalam hadis lain, ketika Nabi ditanyakan perihal Abu Thalib, Nabi menjawab bahwa Abu Thalib ada di neraka:
عَنْ عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَفَعْتَ أَبَا طَالِبٍ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ قَالَ نَعَمْ هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ لَوْلَا أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الْأَسْفَلِ مِنْ النَّارِ (رواه البخاري و مسلم
Artinya: Dari Abbas bin Abdul Mutthalib dia berkata: “Wahai Rasulullah, apakah anda dapat memberi manfaat kepada Abu Thalib, karena dia telah mengasuhmu dan terkadang marah (untuk memberikan pembelaan) kepadamu.” Beliau menjawab: “Ya, ia berada di bagian neraka yang dangkal, dan kalaulah bukan karena diriku, niscaya berada di dasar neraka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan:
لَعَلَّهُ تَنْفَعُهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ، فَيُجْعَلُ فِي ضَحْضَاحٍ مِنَ النَّارِ يَبْلُغُ كَعْبَيْهِ، يَغْلِي مِنْهُ أُمُّ دِمَاغِهِ
Artinya: “Semoga syafaatku berguna baginya pada hari kiamat, sehingga dia tidak diletakkan dalam neraka yang dalam, yang tingginya sebatas kedua mata kakinya, namun itu pun menjadikan ubun-ubun kepalanya mendidih.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pendapat ini merupakan pendapat yang shahih sebagaimana disampaiakan Imam Nawawi al-Banteni dalam kitabnya Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam berikut:
والثالث أبو طالب (وأمه فاطمة بنت عمرو بن عابد وهي أم عبد الله أبي رسول الله والصحيح أنه مات كافرا
Artinya:“(Ketiga Abu Thalib) Ibunya Abu Thalib bernama Fathimah binti Amr bin Abid. Abu Thalib dan Abdullah, ayah Rasulullah SAW, memiliki ibu yang sama. Pendapat yang shahih mengatakan bahwa Abu Thalib wafat dalam keadaan kufur.[1]” Bersambung…
M. Sholahuddin al-Ayyubi | annajahsidogiri.id
[1] Lihat Syekh Nawawi Banten, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam, hal 36