مِنِ اْقتِرَابِ السَّاعَةِ كَثْرَةُ القُرَّاءِ وَقِلَّةُ الفُقَهَاءِ
(رواه الطبراني عن عبد الرحمن بن عمرو الأنصاري)
“Sebagian tanda dekatnya kiamat adalah banyaknya orang yang ahli dalam membaca dan sedikitnya orang yang faham” (HR. Ath-Thabrani dari Abdurrahman bin Amr al-Anshari).
Demikian terjemahan harfiah dari hadits di atas. Sedangkan penafsiran yang disampaikan oleh para ulama pakar hadits adalah banyaknya orang yang ahli ibadah, tapi orang yang faham akan ilmu agama Islam semakin sedikit.
Bagi penulis, baik terjemah harfiah ataupun mengikuti penafsiran para ulama, keduanya sama-sama terjadi. Yang pintar baca kitab atau al-Quran semakin banyak dengan berbagai macam metode akselerasi. Tapi tidak sedikit pula dari mereka yang berhenti di “bisa membaca”. Yang rajin Ibadah pun juga semakin banyak, tapi banyak dari mereka yang masih minim ilmu agama.
Baca Juga: Kiamat Sudah Dekat (Serial Kajian Tanda-Tanda Kiamat 1)
Lalu, apakah kian banyaknya mereka adalah sebuah masalah? Apakah itu hal buruk? Jawabannya adalah tidak. Semakin banyak orang yang bisa baca kitab atau al-Quran adalah hal positif, apalagi kalau sampai hafal. Begitu pula semakin banyaknya orang yang berhijrah dan rajin beribadah juga menjadi kabar gembira bagi kita semua.
Hanya saja, kebaikan yang telah kita capai tidak boleh dirasa cukup. Qanaah (apa adanya) itu ada tempatnya, jika kita menempatkannya pada tempatnya maka akan menjadi sifat terpuji. Dan bila qanaah terhadap urusan akhirat seperti terus mencari Ilmu agama atau berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, maka menjadi sifat tercela.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata:
لَوْلَا خَمْسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ؛ أَوَّلُهَا القَنَاعَةُ بِالْجَهْلِ… (نصائح العباد/باب الخماسي)
“Seandainya lima pekerti jelek ini tidak ada, niscaya semua manusia akan menjadi orang soleh; pertama, berkecukupan dengan ketidaktahuan…”
Intinya, yang menjadi pertanda semakin dekatnya kiamat adalah sedikitnya orang yang paham dengan ilmu agama. Karena pada masa Sahabat, hafal hadits dan al-Quran itu selalu beriringan dengan kepahaman mereka terhadap berbagai kandungan di dalamnya, baik yang berkenaan dengan ilmu fikih, akidah, ibrah dari kisah-kisah, dan lain sebagainya.
Semoga Allah jadikan kita semua sebagai ahlul Ilmi.
Muhammad Faqih |Tim Peneliti Annajah Center Sidogiri