Semakin meluasnya arus globalisasi menuntut kita untuk mengetahui dunia lebih luas. Dampak yang ditimbulkan oleh arus globalisasi ini pun juga lebih luas; Imam Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya telah menyatakan bahwa pada kenyataannya ‘bangsa yang terbelakang akan membebek pada bangsa yang lebih maju’.
Maka tak heran, jika pada realitanya pemuda-pemudi kita saat ini lebih suka mencontoh kepada Barat; baik dalam segi gaya atau pun berbusana. Mereka menganggap Barat lebih maju dengan kemajuan teknologi dan sains yang mereka miliki. Sehingga, orang-orang yang mengikuti gaya ala Barat mereka anggap lebih keren dan lebih trendi. Sebaliknya, orang-orang yang belum megikuti gaya Barat, mereka anggap sebagai orang kampung yang kolot dan tidak kekinian sama sekali.
Baca Juga; Cara Islam Memuliakan Wanita
Lebih parahnya lagi, bukan hanya kaum pemuda yang mulai mengikuti budaya Barat. Para kaum Hawa pun juga ikut-ikutan mengikuti budaya yang sedang gencar-gencarnya dijajakan oleh orang-orang yang notabenenya adalah non-Muslim ini. Memakai rok mini atau celana jeans mereka anggap terlihat lebih cantik dan stylish sedangkan memakai cadar dan pakaian yang menutupi aurat mereka anggap norak dan kampungan. Sehingga, masuklah mereka dalam apa yang disabdakan oleh Nabi, “Setelah ini, aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum perempuan” (HR. Imam al-Bukhari). Bagaimanakah perempuan cantik yang dikriteriakan oleh Rasulullah dan seharusnya menjadi dambaan kaum lelaki Muslim?
Paras Cantik Bukan Segalanya
Nabi bersabda “Dunia adalah harta dan sebaik-baiknya harta adalah perempuan salihah” (HR. Muslim). Dalam hadis tersebut Nabi telah menyebutkan bahwa harta terbaik di dunia ini adalah wanita salihah. Kilauan emas permata pun tidak mungkin bisa menandinginya. Lantas, bagaimana perempuan salihah yang dimaksud dalam hadis di atas? Yang pasti, Nabi tidak terlalu menekankan pada kecantikan luar yang bersifat pada cara berpakaian atau berbusana. Bahkan, Nabi lebih menekankan pada kecantikan nurani (hati).
Dalam Asbabun-nuzul surah Al-Mumtahanah ayat 10 misalnya, Nabi memerintahkan Sahabat Abdullah bin Rawahah untuk menikahi seorang budak hitam yang telah ia tampar dan ia marahi. Perintah itu keluar dari lisan Nabi setelah Nabi bertanya, “Bagaimana perilakunya?” Sahabat Abdullah menjawab, “Ia berpuasa, mengerjakan salat, selalu berwudu dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya” (Tafsir Ibnu Katsir juz 1 hal 584). Hal ini menunjukkan bahwa tampil lebih cantik dan stylish di mata orang lain itu tidak terlalu Nabi indahkan.
Ingin Membuat Pasangan Tersenyum
Dalam riwayat lain, Nabi melanjutkan hadis riwayat Muslim di atas, “Wanita terbaik itu adalah jika kita pandang parasnya maka kita bahagia, jika kita memerintahnya maka dia, taat dan jika ia kita tinggalkan maka ia akan menjaga dirinya dan harta kita” (HR. Muslim).
Pada intinya, kriteria perempuan cantik yang dimaksudkan oleh Nabi itu adalah dia yang selalu bisa menjaga dirinya dalam berpakaian atau berperilaku, ia juga selalu mengikuti apa yang suaminya perintahkan dan selalu ingin membuat pasangan hidupnya senang dan bahagia. Bukan perempuan yang menamakan dirinya mengikuti gaya Barat tapi pada hakikatnya ia dituntun ke jurang kesengsaraan. Nauzubillah.
Abdul Muid | Annajahsidogiri.id