Kurang apa Rasulullah ﷺ? Semua sudah mengakui bahwa Rasulullah ﷺ adalah manusia paling sempurna, panutan bagi seluruh umat, dan segala ucapan serta tingkah laku Rasulullah ﷺ merupakan teladan bagi seluruh umat manusia. Kendati demikian, tidak sedikit yang membenci beliau, bahkan bermaksud untuk membunuhya. Sampai saat ini, para pembenci beliau masih ada, seperti kaum orientalis, banyak tuduhan-tuduhan miring yang mereka luncurkan kepada rasulullah. Salah satu contohnya, mereka menuduh beliau sebagai seorang pedofil; sebutan untuk orang yang memiliki ketertarikan atau nafsu seksual terhadap anak-anak atau remaja di bawah usia 13 tahun.
Rasulullah ﷺ menikahi Sayidah Aisyah ketika berusia 7 tahun. Menurut mereka, seorang Nabi, yang merupakan panutan umat, sangatlah tidak pantas melakukan pernikahan tersebut. Sebab hal demikian merupakan perbuatan pedofilia yang tercela dan jelek.
Terkait tuduhan di atas, apakah benar Rasulullah merupakan orang yang terjangkit pedofilia? Untuk menjawabnya, perhatikanlah uraian berikut.
Faktor Pernikahan Rasulullah dengan Sayidah Aisyah
Meskipun, Rasulullah ﷺ menikahi Sayidah Aisyah ketika berumur 7 tahun, namun, beliau tidak langsung menggaulinya. Beliau menggauli istrinya di saat istinya itu berumur 10 tahun.[1] Nah, ada beberapa faktor terjadinya pernikahan tersebut. Diantaranya:
Pertama, Rasulullah menikahi Sayidah Aisyah bukan murni kehendak beliau, tapi karena desakan para shahabat yang diwakili oleh Khawlah binti Hakim. Lima tahun setelah Sayidah Khadijah wafat, para shahabat melihat Rasulullah ﷺ sangat membutuhkan pendamping hidup. Sehingga, mereka menyuruh Khawlah binti Hakim untuk mendesak beliau agar segera menikah[2].
Kedua, pernikahan tersebut tidak didasari oleh nafsu. Melainkan atas isyarah mimpi yang beliau alami. Sebagaimana riwayat al-Bukhari, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Aku diperlihatkan wajahmu (Aisyah) dalam mimpi sebanyak dua kali. Malaikat membawamu dengan kain sutra yang indah dan mengatakan bahwa ini adalah istrimu”.[3]
Ketiga, menikahi anak usia dini merupakan tradisi masyarakat Arab pada zaman itu. Sehingga, pernikahan Rasulullah ﷺ dengan Sayidah Aisyah merupakan hal yang wajar. Walaupun, selisih usia antara keduanya terpaut jauh. Jika kita memandang hal tersebut dengan perspektif masa kini, mungkin kita akan menganggapnya sebagai hal yang aneh. Akan tetapi, jika kita menggunakan perspektif di zaman itu tentu bukan sesuatu yang aneh. Justru tidak logis, jika kita menilai hal-hal yang terjadi pada masa lalu, dengan menggunakan kaca mata modern.[4]
Fakta tentang Pedofilia
Pedofilia merupakan kelainan seksual yang merasa tertarik pada anak-anak usia di bawah umur 13 tahun. Seseorang yang mengalaminya disebut dengan pedofil.
Pedofilia merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sebelum masa modern. Di Yunani, kelainan ini disebut sebagai bentuk pejantanan pada abad 6 masehi.[5] Fenomena ini memiliki banyak ciri-ciri. Diantaranya:
- Sering mengakrabkan diri dengan anak-anak.
- Kerap menonton konten-konten pornografi anak.
- Sering melakukan aktivitas seksual dengan anak, misalnya membuka baju anak.
- Senang melihat dan memperhatikan anak yang disukai.
- Selalu ingin menyentuh anggota tubuh anak, biasanya dimulai dari anggota tubuh yang tidak intim hingga akhirnya menyentuh alat kelamin anak.
- Jarang bergaul dan lebih suka menyendiri atau anti sosial.
- Pengidap penyakit ini hanya memiliki ketertarikan kepada anak-anak saja, tidak pada orang dewasa.
Dari berbagai ciri-ciri tersebut, tentunya tidak ada satupun dari itu semua yang dimiliki oleh Rasulullah ﷺ, apalagi jika melihat ciri-ciri terakhir; hanya tertarik pada anak-anak, bukan dewasa. Jelas tidak ada pada diri Nabi Muhammad ﷺ. Sebab fakta dan realitanya beliau memiliki 9 istri, dan hanya Sayidah Aisyah lah yang beliau nikahi dalam keadaan perawan. Sedangkan, istri yang lain adalah wanita janda.
Dari sekelumit pemaparan di atas, tuduhan mereka bahwa Rasulullah ﷺ adalah seorang pedofil hanya karena beliau menikahi Sayidah Aisyah yang masih berumur 7 tahun merupakan tuduhan keji yang sama sekali tidak berdasar. sebab, banyak hikmah yang bisa diambil dari balik pernikahan tersebut, di samping itu, Rasulullah ﷺ tidak memiliki kriteria orang pengidap pedofilia.
Moh Zaim Robbani | Annajahsidogiri.id
[1] Hadits riwayat Muslim, no. 1422
[2] Surujud-Dzolam
[3] Muslim, no. 1422
[4] Surujud-Dzolam
[5] Jurnal Pedofilia dan Kekerasan seksual: Masalah dan Perlindungan terhadap anak.