Menurut kaum liberal, Sayidah Khadijah merupakan tokoh wanita pertama yang menjunjung tinggi pemikiran feminisme. Mereka bertendensi pada kenyataan hidup yang dijalani Sayidah Khadijah dengan berniaga dan menjadi wanita karir sukses yang banyak anggotanya. Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita untuk mengkaji ulang mengenai sejarah kehidupan Sayyidah Khadijah, tentunya dengan data-fakta yang sudah ada. Benarkah tuduhan liberal di atas? Mari kita kaji Bersama secara tuntas!
Menakar Konsep Feminisme dalam Al-Qur’an
Sebenarnya tidak ada istilah atau kamus feminisme dalam agama Islam karena Islam sendiri sejatinya sudah memberikan hak-hak yang sama bagi wanita dan pria. Tidak ada pembedaan sama sekali (Lihat keterangan lebih lengkapnya di sub judul berikutnya). Itu sebabnya dalam sejarah berdirinya agama Islam tidak ditemukan data yang menjelaskan bahwa dulu para wanita pernah keluar ke jalan untuk menuntut hak-hak yang dikebiri. Tidak ada! Semua hak mereka terpenuhi.
Prof. Dr. Abdul Halim, Abu Syuqqoh penulis buku “Kebebasan Wanita” menegaskan yang kurang lebih serupa; bahwa udara kebebasan perempuan sudah dapat dihirup sejak masa awal kenabian.
Berbeda halnya dengan Barat yang memang undang-undang dan budaya yang diterapkan cenderung diskriminatif pada wanita sehingga lahirlah gerakan feminisme. Gerakan itu kemudian bertransformasi menjadi feminisme radikal. Dalam manifestonya yang diterbitkan dalam Notes from the Second Sex (1970), para feminis radikal mengatakan bahwa lembaga perkawinan adalah lembaga formalisasi untuk menindas perempuan (Sayyidah Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam, Jakarta: Gema Insani, 2004, hal. 35). Menurut pandangan ini, pernikahan adalah suatu hal yang kaku dan usang. Sayangnya kami, tidak perlu banyak-banyak menjabarkan hal ini.
Sebelum masuk pada inti kajian, kita harus mengetahui betul konsep kesamaan antara laki-laki dan wanita yang tercantum dalam Al-Qur’an;
1. Diciptakan dari bahan dan proses yang sama – Lihat Q.S. al-Qiyamah: 37-39
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. lalu Allah menjadikan dari padanya. Sepasang: laki-laki dan perempuan.
2. Kebahagian di dunia dan akherat – lihatQ.S. al-Nahl: 97.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
3. Perbuatan dan amal yang sama – lihat Q.S. Ali Imron: 195.
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Kuhapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.
4. Wanita bukan penghalang kemajuan – lihat Q.S. al-Ahzab: 35.
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
5. Pria dan wanita sebagai mitra sejajar dalam ubudiyah – lihat Q.S al-Taubah: 71.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Alaek Mukhyiddin | Annajahsidogiri.id