Kita tahu bahwa jumlah para nabi yang wajib diketahui oleh umat Islam itu ada dua puluh lima. Kenabian mereka tentu berdasarkan nash dalam Al-Quran atau sabda dari Nabi Muhammad ﷺ. Mereka memikul kenabian disertai mukjizat agar kaum mereka mempercayainya. Dari dua puluh lima nabi yang wajib diketahui, yang pertama adalah Nabi Adam.
Nabi Adam adalah nabi pertama yang Allah ﷻ tetapkan. Nabi Adam juga disebut dengan Abu al-Basyar, atau ayah para manusia. Manusia pertama yang menempati bumi adalah Nabi Adam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa tinggi postur tubuh Nabi Adam mencapai 60 hasta, atau jika dikonversi sekitar 27,4320 meter. Nabi Adam memiliki istri yang bernama Siti Hawa dan diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sebelah kiri.
Baca Juga; Membantah Konsep Trinitas #1
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa, Allah ﷻ menciptakan Nabi Adam dari tanah liat yang berasal dari berbagai macam tempat yang ada di bumi. Oleh karena itu, warna kulit zuriah Nabi Adam ada yang berwarna putih, hitam, dan ada yang berwarna merah. Perhatikan ayat berikut;
الَّذِيْٓ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ. ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍۚ
“(Dia juga) yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).” (QS. as-Sajadah [32]: 7-8)
Dari ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi Adam diciptakan dari tanah, dan semua manusia berasal dari satu kakek moyang, yaitu Nabi Adam.
Juga dapat disimpulkan bahwa teori yang dibuat oleh Darwin terbilang kurang tepat. Darwin berpandangan bahwa asal mula penciptaan manusia itu bukan dari Nabi Adam, akan tetapi berawal dari kuman kecil yang muncul di permukaan air, kemudian menjelma menjadi makhluk yang berukuran kecil, lalu berevolusi menjadi kodok, lalu menjadi ikan, dan bertransformasi menjadi monyet. Kemudian monyet tersebut berkembang dan terus menegak menjadi manusia. Jadi menurut Darwin, manusia adalah jelmaan dari monyet. Teori Darwin sangat tidak sesuai dengan ayat di atas. Jika monyet pada zaman dahulu bisa berevolusi menjadi manusia, lalu mengapa monyet di era sekarang tidak berevolusi menjadi manusia sebagaimana zaman dahulu[1]?
Menurut mayoritas ulama Nabi Adam tergolong Nabi Allah ﷻ, tidak ada satupun ulama yang menentangnya. Sebab, banyak redaksi al-Quran menyebutkan bahwa Allah ﷻ bermukalamah dengan Nabi Adam, memerintah dan melarang Nabi Adam tanpa perantara apapun. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Adam mendapatkan wahyu langsung dari Allah ﷻ yang mengindikasikan bahwa beliau tergolong nabi Allah ﷻ.
Baca Juga; Nabi Adam Tidak Maksum, Benarkah?
Namun, mengenai kerasulan Nabi Adam masih ada perselisihan di antara ulama. Ada yang berpendapat bahwa Nabi Adam bukan termasuk utusan Allah ﷻ (rasul), ada pula yang berpandangan bahwa Nabi Adam tergolong rasul Allah ﷻ, dan diutus untuk menyampaikan wahyu kepada zuriah Nabi Adam periode awal[2]. Di antara dalil yang menjadi landasan ulama yang mengatakan bahwa Nabi Adam tergolong utusan Allah adalah ayat berikut:
اِنَّ اللّٰهَ اصۡطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوۡحًا وَّاٰلَ اِبۡرٰهِيۡمَ وَاٰلَ عِمۡرٰنَ عَلَى الۡعٰلَمِيۡنَۙ
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),” (QS. Ali ‘Imran[3]: 33)
Dalam kitab ash-Shawi Syekh Ahmad bin Muhammad menuturkan bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah Allah ﷻ memilih Nabi Adam sebagai nabi dan utusan Allah.
Sejumlah mukjizat Nabi Adam, ialah menempati surga sebelum bermukim di bumi, Nabi Adam memiliki postur tubuh setinggi 60 hasta, dan diciptakan oleh Allah tanpa ayah dan ibu. Di antara lain, Nabi Adam pernah diajari oleh Allah ﷻ langsung mengenai nama-nama apapun yang ada di bumi, berupa nama benda, nama hewan, nama tanaman, dan nama makhluk lainnya[3].
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi Adam terbilang nabi sekaligus rasul yang wajib diimani oleh seluruh manusia. Selain karena mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Adam, juga karena nash al-Quran yang menyatakan bahwa Nabi Adam termasuk nabi dan rasul Allah.
Fakhrul Islam | AnnajahSidogiri
[1] Ash-Shabuni, Muhammad Ali, an-Nubuwah wa al-Anbiya’, Dar al-Qalam Damaskus. Hal. 156-163.
[2] Ash-Shabuni, Muhammad Ali, an-Nubuwah wa al-Anbiya’, Dar al-Qalam Damaskus. Hal. 174-175.
[3] An-Naisaburi, Abu Ishaq Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim, Qasas al-Anbiya’ al-musamma Araisa al-majalis. Dar al-Kutub al-ilmiyah, beirut. Hal. 46.