al-Kisaniyah
Sekte ini adalah pengikut Abu Amrah Kisan. Mereka juga disebut mukhtariyah, karena pemimpin yang menyeru mereka adalah al-Mukhtariyah bin Abi Ubaid ats-Tsaqafi (mati terbunuh pada tahun 67 H ) dan gelarnya adalah Kisan.
Syiah sekte al-Kisaniyah ini mengira bahwa Ali bin Abi Thalib telah meninggalkan wasiat kepada Sayidina Hasan, kemudian mewasiatkannya pada Sayidina Husain dan ending-nya wasiat jatuh pada Muhammad al-Hanafiyah (Ditukil dari Kitab Firaq asy-syiah 33-34).
Baca Juga: Mengapa Selalu Sayidah Aisyah?
al-Manshuriyah
Mereka ini adalah pengikut Abu Mansur al-Ajali. Dia mengklaim bahwa Allah memikrajkan kepadanya, Tuhan telah bercakap-cakap dengannya, kemudian berfirman padanya
“Wahai hamba aku.”
Tuhan mengingatkan bahwa dirinya Nabi dan Rasul serta mengangkatnya sebagai Khalil sebagaimana Allah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai al-Khalil. Pencetus aliran Syiah ini sendiri berasal dari kota Kufah (Kabilah Abdul Qais). Dalam sebagian riwayat Abu Mansur disebutkan sebagai seorang yang ummi, tidak bisa membaca, tapi itu tidak menjadi masalah baginya untuk menggaet para pengikut yang baru karena Abu Mansur dapat menyakinkan bahwa setelah Muhammad bin Ali al-Baqir mangkat, beliau menetapkan Abu Mansur sebagai pelaksana wasiat. Baru kemudian pada masa Khalifah Abbasiyah mereka dapat ditumbas (al-Milal wa an-Nihal 184-185).
Al-Bayaniyah
Pendiri sekte Syiah yang ektrim ini adalah Bayan bin Sam’an. Sejatinya dia merupakan seorang Yahudi yang berpura-pura sudah masuk Islam. Dia mulai masyhur pada pertengahan pertama abad kedua hijriyah di Irak. Bayan bin Sam’an mengklaim bahwa dirinya ditunjuk untuk menggantikan Abu Hasyim Abdulloh bin Muhammad al-Hanafiyah. Bahkan, sebagian pengikutnya meyakini bahwa Bayan bin Sam’an adalah seorang nabi. Hal ini membuat dia semakin menjadi-jadi mengaku sebagai utusan Allah sehingga wali Kufah pada tahun 126 Hijriyah memenggal kepalanya.
Al-Mu’awiyah
Sekte ini dinisbatkan pada Abdulloh bin Mu’awiyah. Sekte al-Mu’awiyah merupakan salah satu sekte Syiah yang ekstrim sehingga berujung pada pembunuhan pemimpinnya yakni Abdulloh bin Mu’awiyah oleh Abu Muslim al-Khurasani di dalam penjara. Mereka meyakini bahwa roh Allah ada pada seluruh nabi, sehingga Nabi Adam sampai Nabi Muhammad dikultuskan sebagai tuhan. Kemudian sifat ketuhanan itu mengalir pada Ali bin Abi Thalib, Muhammad bin al-Hanafiyah lalu ke Abu Hasyim dan selanjutnya menurun pada Abdulloh bin Mu’awiyah.
Sekte ini baru hilang ditelan zaman ketika kematian Abdulloh bin Mu’awiyah serta tidak meninggalkan wasyiah, sehingga tidak ada imam lagi setelahnya. Akibatnya pengikut sekte ini terombang – ambing di antara kelompok-kelompok Syiah yang lain. (Firaq asy-Syiah 48 – 49)
An-Nushairiyah
Sekte ini merupakan salah satu sekte Syiah yang ekstrem. Dinamakan an-Nushairiyah karena memang dinisbatkan pada Muhammad bin Nashir yang hidup pada abad III Hijriyah (wafat sekitar tahun 270 H). Sejatinya sekte ini sama ekstrim dengan aliran Syiah Sabaiyah yang meyakini eksistensi Sayidina Ali sebagai tuhan. Para pengikut sekte an-Nushairiyah eksis sampai saat ini. Mereka menjadikan pegunungan Ladziqiyyah di Syiria sebagai basecamp utama hingga alirannya bisa melebar di bagian pinggiran sebelah utara Lebanon dan juga di wilayah bagian selatan Turki tak terkecuali di Negara Iran, Kurdistan dan Turkistan.
Alaek Mukhyiddin | Annajahsidogiri.id