Salah satu akidah pokok Syiah adalah Mahdiyyah (percaya akan keberadaan Imam Mahdi dan kebangkitannya versi Syiah). Konsep ini merupakan sebuah pilar yang menyebabkan Syiah Itsna Asyariah bisa eksis hingga sekarang. Tapi Imam Mahdi bukan hanya milik Syiah. Ahlusunnah pun juga meyakini bahwa kelak akan muncul seorang penegak keadilan, pembasmi kejahatan dari keturunan Baginda Nabi Muhammad yang namanya sama dengan nama datuknya yang akrab disapa dengan Imam Mahdi. Pertanyaannya, samakah konsep Imam Mahdi versi Syiah dengan Imam Mahdi versi Ahlusunnah? Penulis akan membahasnya dalam tulisan ini.
Imam Mahdi Versi Syiah
Kebanyakanorang Syiah sepakat bahwa Imam Mahdi kelak akan datang menjelang hari kiamat tiba, sama dengan keyakinan Ahlusunnah. Namun perlu digaris bawahi bahwasanya persamaan Imam Mahdi antara Syiah dan Ahlusunnah hanya sebatas ini saja tidak lebih. Sedangkan mengenai pemahaman yang lain sangat mencolok perbedaannya.
Orang-orang Syiah yakin bahwa Imam Mahdi pernah ke dunia, dilahirkan dari keturunan Baginda Nabi Muhammad. Namun akhirnya bersembunyi lagi dan akan datang lagi sebelum hari kiamat. Mengenai siapa yang menjadi Imam Mahdi aliran Syiah berbeda pendapat. Menurut Syiah Sabaiyah (penganut faham Abdullah bin Saba’) mengatakan Imam Mahdi adalah Imam Ali itu sendiri. Mereka berkeyakinan bahwa Imam Ali tidak dibunuh, tidak akan mati sebelum menyatukan Semenanjung Arab dibawah komandonya dan menegakkan keadilan di seluruh muka bumi. Pendapat mereka bermula tatkala pentolan mereka (Abdullah bin Saba’) mendapatkan informasi tentang terbunuhnya Sayyidina Ali di tangan Abdurrahman bin Muljam. Abdullah bin Saba’ berkata: “kamu bohong, andaikan engkau datang padaku dengan membawa tujuh puluh kantong berisi otak Imam Ali dan kamu membawa tujuh puluh orang terpercaya yang bersaksi atas kematian Ali, maka aku tetap yakin bahwa Ali tidak mati, tidak pula dibunuh, dia tidak akan mati hingga menguasai bumi.”
Baca Juga Artikel tentang Syiah
Pendapat Syiah Sabaiyah tadi berbeda pendapat dengan Syiah Kurabiyah (pengikut Abu Kuraib adh-Dharir). Menurut Syiah Kurabiyah Imam Mahdi versi mereka ialah putra dari Imam Ali yakni Muhammad bin al- Hanafiyah. Mereka yakin bahwa Muhammad bin al- Hanafiyah masih hidup dan bersembunyi du gunung Radhwa, yaitu gunung yang terletak di antara Mekah dan Madinah . Di sana beliau dijaga oleh singa di samping kanannya dan harimau di samping kirinya. Kedua binatang ini terus menjaga hingga beliau keluar.
Sedangkan Imam Mahdi versi Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah Muhammad bin Hasan al-Askari, banyak juga pendapat-pendapat dari sekte Syiah lain semisal ada yang berpendapat Imam Mahdi adalah Ja’far ash-Shadiq, imam keenam Syiah. Karena menurut aliran Syiah versi ini, beliau belum mati dan tidak akan mati. Dalam kubu Syiah terjadi dikotomi yang amat rancu mengenai tafsiran Imam Mahdi itu sendiri. Semua pendapat yang itu sangat sulit untuk dikompromikan. Sebab semua versi yang yang beraneka ragam tersebut sama sekali tidak memiliki landasan yang logis dan tidak bisa dipertanggungjawabkan karena pendapat mereka berangkat dari taassub (fanatisme) pada sosok yang mereka kagumi.
Imam Mahdi Versi Ahlusunnah
Ahlusunnah juga memiliki tafsiran yang berbeda tentang kemunculan Imam Mahdi. Bahwa nanti ketika hari kiamat hampir terjadi akan muncul seorang laki-laki yang menghiasi dunia dengan keadilan. Keyakinan Ahlusunnah ini berangkat dari pemahaman tentang hadits Nabi yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi yang adil dan tsiqah, bukan berangkat dari fanatik buta belaka. Sehingga hadits ini kerap dinamakan dengan hadits mutawatir, yang tidak perlu diragukan lagi keabsahannya.
Dalam meneliti kevalidan sebuah hadits Ahlusunnah memiliki metodologi tersendiri yang dikenal dengan Ilmu Mustolah Hadits (Studi Kritik Sanad) yang tidak dimiliki oleh Syiah. Dengan itu hadits-hadits yang menjelaskan tentang kronologi turunnya Imam Mahdi sudah melewati seleksi yang ketat, valid dan dapat dipercaya sehingga sangat kuat untuk dijadikan pegangan.
Imam Dawud as-Sajastani meriwayatkan dalam Sunan-nya dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi, bahwa al-Mahdi adalah keturunan Rasulullah dari keturunan Sayyidah Fatimah radhiyallahu ‘anha:
عن أم سلمة رضي الله عنها، قا لت: سمعت رسول الله يقول: المَهْدِيْ مِنْ عِتْرَتِيْ، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ رضي الله عنها.
Dari Ummu Salamah ra, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: “Al-Mahdi dari keturunanku cucu Fatimah ra.
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan bahwa al-Mahdi akan menegakkan keadilan di muka bumi:
عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تَمْتَلِئَ الأَرْضُ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا قَالَ ثُمَّ يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ عِتْرَتِيْ أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ يَمْلَؤُهَا قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَعُدْوَانًا
Dari Abu Sa’id al-Khudri, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Hari kiamat tidak akan terjadi kecuali setelah bumi penuh dengan kezaliman dan permusuhan.” Beliau melanjutkan, “Lalu akan muncul laki-laki dari keturunanku atau keluargaku, yang akan mengisi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kezaliman dan permusuhan.”
Mengenai ciri-ciri Imam Mahdi, perangai yang apik dan perawakan yang ideal itu dijelaskan dengan gamblang oleh Baginda Nabi Muhammad melalui hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Al-Mahdi dari keturunanku, keningnya ideal, hidungnya mancung, ia akan mengisi dunia dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kerusakan dan kezaliman, ia akan memimpin (dunia) selama tujuh tahun.”
Baca Juga: Syiah dan Al-Qur’an
Hadits lain menjelaskan tentang al-Mahdi akan berlindung di Baitullah. Keberadannya di Masjidil Haram tercium oleh musuh-musuhnya hingga mereka mengirimkan pasukan untuk membunuh Imam Mahdi. Ketika sampai di Baida’ , Allah memerintahkan bumi untuk menelan pasukan musuh itu. Mengenai penjelasan di atas Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah ra dan Sayyidah Hafshah ra yang artinya sebagai berikut:
Dari Ummu Salamah ra, beliau berkata, Rasulullah bersabda: “Ada seseorang yang akan berlindung di Baitullah, lalu dikirimlah padanya pasukan (untuk membunuhnya), tapi tatkala mereka tiba di Baida’, mereka ditelan oleh bumi.” Aku bertanya: Bagaimana dengan orang yang terpaksa (mengikuti pasukan itu)? Nabi bersabda: “Dia juga akan ditelan bumi bersama mereka, tapi nanti akan dibangkitkan kembali sesuai dengan niatnya.”
Dari Sayyidah Hafshah ra, Rasulullah bersabda: “Akan berlindung pada Baitullah ini (Ka’bah) sekelompok orang, mereka tidak yang menjaga, memiliki kekuatan serta tidak ada yang diandalkan. Dikirimkan pada mereka pasukan (untuk menghancurkannya) namun ketika mereka sampai di Baida’, mereka ditelan oleh bumi.”
Dari uraian hadits di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya betapa jauhnya perbedaan versi Imam Mahdi Syiah dan Ahlusunnah sangata jauh sekali, Ahlusunnah menggambarkan Mahdi adalah seorang laki-laki yang tampan dan saleh bernama Muhammad bin Abdillah daru suku Quraisy dan keturunan Sayyidina Hasan. Beliau akan muncul menjelang hari kiamat tiba, masuk ke Masjidil Haram dan berlindung di Ka’bah, antara Rukun Yamani dan Maqam Ibrahim. Dari sini sudah sangat jelas tentang rancunya pemahaman Syiah mengenai Mahdi. Padahal Mahdi ini merupakan ajaran pokok mereka, ajaran pokoknya aja mereka sudah rancu apalagi tentang ajaran yang lainnya. Masihkah kita mau mengikuti Syiah?
M Hilman Haekal | Annajahsidogiri.id