Sebagaimana telah maklum, sepeninggal Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar RA didaulat sebagai khalifah di gedung Tsaqifah Bani Saidah atas prakarsa Sayidina Umar bin Khaththab RA. Tindakan tersebut dilakukan sebagai respon atas ide shahabat Anshar yang hendak mengangkat pemimpin secara sepihak.
Persoalannya, pengangkatan tersebut berjalan tanpa kehadiran Sayidina Ali RA. Beliau absen gara-gara sibuk mengurusi proses pemakaman jenazah Nabi SAW. Hal inilah yang kemudian hari dijadikan propaganda oleh orang-orang munafik untuk memecah-belah umat Islam.
Mereka melempar opini bahwa Sayidina Ali RA tidak merestui pendaulatan Abu Bakar RA sebagai khalifah berdasar ketidakhadiran beliau saat acara itu berlangsung. Opini ini terus dibesar-besarkan dengan aneka bumbu cerita-cerita dusta.
Di antara cerita dusta itu adalah adanya wasiat Nabi SAW untuk Sayidina Ali RA. Mereka menghembuskan isu bahwa Nabi SAW telah berpesan kepada Sayidina Ali RA agar menjadi pemimpin umat Islam sepeninggal Beliau SAW. Karena cerita ini, mereka menuding Abu Bakar RA dan dua khalifah setelahnya sebagai perampas tampuk kepemimpinan dan pengkhianat.
Padahal, ketika ditanya perihal kebenaran wasiat tersebut, sebagaimana dilansir oleh Imam ad-Daruquthni, Sayidina Ali RA menjawab begini: “Ingatlah! Seandainya Rasulullah berpesan (berwasiat) hal itu (kepemimpinan) kepadaku, aku pasti tidak akan membiarkan Abu Bakar dan Umar bin Khatthab naik ke atas mimbar Rasulullah, aku pasti akan memerangi mereka dengan kedua tanganku sendiri, meskipun aku hanya memiliki sepotong jubah.” (HR. Daruqthni)
Pernyataan tegas di atas adalah bukti konkrit bahwa wasiat Nabi SAW untuk Sayidina Ali RA hanyalah sandiwara orang-orang munafik. Sebab, seandainya wasiat itu benar-benar ada, niscaya beliau tidak akan segan-segan untuk menghunus pedang. Namun kenyataannya, beliau justru ikut membaiat Sayidina Abu Bakar RA, Sayidina Umar RA dan Sayidina Utsman RA. Malah, beliau juga turut berkontribusi untuk kemajuan agama Islam selama masa pemerintahan ketiga khalifah itu dengan melibatkan diri dalam perang-perang dan menyumbangkan pemikiran-pemikiran cemerlang.
Mohammad Makin/Annajah.co