Yasin fadilah adalah satu amalan yang didaras kaum Aswaja. Bacaan ini sendiri adalah surah Yasin (surah ke-36 dalam al-Qur’an) pada biasanya, tetapi ditambah dengan doa-doa di sela-sela bacaannya. Sejauh ini, kami belum menemukan keterangan valid terkait penyusun bacaan yasin model ini. Namun, yang jelas pada tulisan ini kami ingin pembaca mengetahui dalil-dalil kebolehan membaca yasin fadilah, serta membantah kecaman kaum Wahabi tentang tradisi ini.
Biasanya, kaum wahabi menggugat tradisi yasin fadilah ini dalam tiga hal, mengapa surah Yasin begitu istimewa dari pada surah lain? Mengapa melakukan pengulangan dalam membaca sebagian ayat-ayatnya? Mengapa membaca doa-doa di antara ayat-ayatnya? Gugatan-gugatan semacam ini sebenarnya muncul dari kebencian, bukan dari keingintahuan. Pasalnya, meski sudah disuguhkan ribuan dalil, pengikut Syekh Muhammad bin Abd. Wahab ini tetap tidak akan mau menerimanya.
Pertama, tentang surah Yasin. Surah ini memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Rasulullah ﷺ dalam beberapa hadisnya bersabda;
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ لِكُلِّ شيءٍ قَلْبًا، وقَلْبُ القُرْآنِ يس، ومَنْ قَرَأَ يَس كَتَبَ الله لَهُ بِقِرَاءَتِها قِراءَةَ القُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ” رَوَاهُ الدَّارِمِيُّ
Artinya, “Setiap seusatu memiliki inti sari, dan inti sari al-Qur’an adalah surah Yasin. Barang siapa membaca surah Yasin, Allah menulis dengan bacaannya sama seperti membaca al-Qur’an sepuluh kali.” (H.R. ad-Darimi)
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: ” «إِنَّ اللَّهَ – تَعَالَى – قَرَأَ طه وَيس قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِأَلْفِ عَامٍ، فَلَمَّا سَمِعَتِ الْمَلَائِكَةُ الْقُرْآنَ قَالَتْ: طُوبَى لِأُمَّةٍ يَنْزِلُ هَذَا عَلَيْهَا وَطُوبَى لِأَجْوَافٍ تَحْمِلُ هَذَا وَطُوبَى لِأَلْسِنَةٍ تَتَكَلَّمُ بِهَذَا» ” رَوَاهُ الدَّارِمِيُّ
Artinya, “Sesungguhnya Allah membaca surah Taha dan Yasin seribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Ketika para malaikat mendengar al-Qur’an, mereka berkata, ‘berungtunglah bagi umat yang diturunkan dua surah ini. Beruntunglah! Bagi kerongkongan-kerongkongan yang membawa surah ini. Berungtunglah! Bagi lisan-lisan yang membaca surah ini.” (H.R. ad-Darimi)
قال النبي صلّى الله عليه وسلّم: «اِقْرَؤُوْا يَس عَلَى مَوْتَاكُمْ». رواه أبو داود والنسائى وصححه ابن حبان.
Artinya, “Bacakanlah surah Yasin pada orang mati kalian semua.” (H.R. Abu Daud, an-Nasai dan disahihkan oleh Ibnu Hibban)
عَن أنس قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: مَنْ دَاوَمَ عَلَى قِرَاءَةِ (يس) كُلَّ لَيْلَهٍ ثُمََّ مَاتَ مَاتَ شَهِيدا (أخرج الطَّبَرَانِيّ)
Artinya, “Barang siapa istikamah tiap malam membaca surah Yasin, kemudian ia meninggal dunia, mka ia tercatat mati syahid.” (H.R. Thabrani)
Dari beberapa hadis tadi, setidaknya kita memiliki gambaran akan keutamaan serta keagungan surah Yasin.