Orang Kristen, “Nabi Muhammad pernah bersabda dalam hadis shahih Bukhari no 1161,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي فَأَخْبَرَنِي أَوْ قَالَ بَشَّرَنِي أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ
Diriwayatkan dari Abu Dzar RA berkata; Rasulullah bersabda ﷺ ‘Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabb-ku lalu mengabarkan kepadaku.’ atau beliau bersabda, ‘Telah datang mengabarkan kepadaku bahwa barang siapa yang mati dari umatku sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga’. Aku (Abu Dzar RA) bertanya, ‘Sekalipun dia berzina atau mencuri?’ Beliau menjawab, ‘Ya, sekalipun dia berzina atau mencuri’. [HR. Bukhari]
Hadis ini memberikan kesan bahwa setiap orang Islam itu pasti masuk surga. Apapun dosa yang telah diperbuat. Seolah mendorong umat Islam agar bermaksiat dan berbuat kejahatan. Karena sudah ada jaminan, yang penting Islam pasti otomatis surga. Hadis ini juga diriwayatkan Imam Muslim dalam shahihnya. Walhasil, hadis ini jelas shahih karena Anda mengatakan bahwa kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim sudah pasti shahih.”
Muslim, “Setelah tidak mampu menyerang ajaran Islam lewat ayat, sekarang Anda beralih kepada hadis. Baik akan kami jawab dengan dua poin.
Pertama, hadis tersebut juga diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan redaksi yang berbeda. Ada redaksi yang berbunyi, “Tidaklah seorang hamba yang mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’ kemudian mati karena itu melainkan ia akan masuk surga. Meskipun ia berzina dan mencuri.” [HR. Bukhari: 5379]
Hadis ini tidak bermaksud untuk melegalkan perbuatan zina ataupun perbuatan maksiat lainnya, sama sekali tidak. Akan tetapi hadis ini justru menjelaskan bahwa hanya agama Islamlah yang Allah ridai. Pula, orang yang tidak melakukan kesyirikan dan mati dalam keadaan Islam, maka surgalah tempat kembalinya. Dalam hadis itu juga, Nabi sedang menjelaskan karunia dan kasih sayang Allah di akhirat kepada seorang muslim.
Kedua, dosa zina dan mencuri adalah dosa besar. Pelakunya mendapatkan ancaman dari Allah. Di dunia saja, al-Qur’an dan hadis telah menjelaskan hukum had dan rajam bagi para pezina dan potong tangan bagi para pencuri. terlebih di akhirat, hingga ketika Anda berkata hadis tersebut seolah melegalkan dosa zina dan mencuri maka argumen Anda telah terpatahkan.
Lain kali Anda harus belajar hadis dan al-Quran terlebih dahulu, agar tidak terkesan memaksakan argumen hanya dengan bermodal satu hadis dan terjemahan sebagai tolok ukurnya. Ingat bahwa Islam tidak pernah melegalkan kejahatan dan kezaliman serta segala macam kemaksiatan. Allah SWT berfirman dalam surah Hud:18,
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۗ اُولٰۤىِٕكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَيَقُوْلُ الْاَشْهَادُ هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْۚ اَلَا لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap Tuhan mereka.” Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim,”
Allah juga berfirman,
فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. an Nur: 63)
Walhasil, hadis yang Anda bawakan adalah hadis mengenai ketauhidan atau akidah. Pembeda antar muslim dan kafir. Hingga konteksnya masuk pada ranah pokok agama. Dosa perbuatan seperti zina dan mencuri tidak berkaitan dengan keyakinan akidah seseorang. kecuali orang itu sampai menghalalkan perbuatan zina dan mencuri, barulah ia bisa dikatakan murtad atau keluar dari Islam.
Komparasi
Jika Anda membawa satu hadis lalu Anda simpulkan, maka saya akan coba menggunakan cara Anda dalam berdikusi. Kita simak dua contoh saja yang secara jelas melegalkan kejahatan dan kezaliman.
Pertama, Yohanes 1: 10-11, “Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”
Ayat ini dengan tegas memberikan kesan sangat intoleran. Tema perikop ayat di atas ialah “tetaplah di dalam ajaran Kristus”. Jadi, di luar kekristenan masuk pada arahan ayat tersebut. Inilah ayat yang melegalkan kezaliman. Sepertinya, Anda harus merevisi ulang Bible ini, karena ayat tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia.
Kedua, Galatia 1:13, “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.”
Nah, ayat ini jelas melegalkan kejahatan dan kezaliman. Paulus saja yang dahulu melakukan kejahatan dan membinasakan jemaat Allah, ternyata bisa menjadi seorang Rasul dan surat-suratnya menjadi ayat-ayat suci dalam Bible. Kalau mantan penjahat saja bisa, apalagi Anda yang belum sampai taraf dosa tersebut. Jelas bisa jadi Anda akan lebih hebat daripada Paulus.
M. Fuad Abd. Wafi | annajahsidogiri.id